Rabu, 15 Juli 2015

Bersihin scale (karang) gigi itu menyenangkan

Pada suatu hari, ada seorang pria tampan sedang kesepian..ee cieee curhat..hahaha..stop! Bukan itu yang mau dibahas disini.
Jumat, 10 juli 2015 hape ku berbunyi tanda ada email masuk. Aku membukanya dan Alhamdulillah itu adalah pesan email dari perusahaan x yang aku lamar. Mengatakan kalo aku lulus test psikotest. Dan menginformasikan bahwa test berikutnya adalah tes kesehatan (medical check-up). Yang akan diselenggarakan pada hari selasa 14 juli 2015. Seneng? So pasti lah, secara lolos test gitu..hehe
kemudian aku berinisiatif untuk membuka internet mencari trik2 supaya lolos medcheck. Semua blog yang aku baca mengatakan kalo gigi gak boleh ada kerak apalagi berlubang. Aku shock! Secara gigi ku ada keraknya secara seumur hidup belum pernah ke dokter gigi buat hilangin kerak.
Dengan penuh pertimbangan, akhirnya aku beranikan diri untuk membersihkan karang gigi (info temen : kalo bersihin karang gigi itu sakit dan ngilu banget). Aku mulai searching di tuan Google. Dan menemukan sebuah klinik dokter gigi yang cukup meyakinkan. Akhirnya aku catat no telp nya dan segera meneleponnya. Tutttt tuttt tuttt..diangkatlah telepon ku dan segera berbicara. Dan akhirnya diputuskan untuk bersihin karang nya jam 7 malam. Untung gak pagi, soalnya aku kan kerja, puasa pula. Hehe
jam 5 sore pulang kerja aku langsung cuss ke klinik gigi tersebut. Kemudian disambut ibu dokter yang masih agak muda mngenakan busana casual. Namanya drg. Ani. Beliau ramah dan baik. Waktu aku datang gak ada pasien lain, so aku langsung di eksekusi (lebay deh -,-). Aku mulai prosesnya jam 19.15. Sebelum di mulai dokter ani nanya, sudah pernah bersihin karang belum? Wah belum pernah dok, jawabku. Eh dok kaga temenku sakit dan ngilu ya dok? Tanya pria tampan itu (ecieee). Enggak, sedikit. Jawab dokter ani dengan polos.
dokter ani menyuruh saya duduk di kursi pesakitan, eh kursi pasien maksudnya. Kursi itu dilengkapi dengan alat2 aneh2. Kemudian kursinya diposisikan untuk bisa buat pasien berbaring. " coba mulutnya dibuka!" Kata doker ani sambil menaruh 2 alat didalam mulutku. "Kalo nanti gak kuat jangan bicara ya, cukup angkat tangan kiri dan jangan bikin gerakan yang mengejutkan. Bernafas pakai hidung jangan pakai mulu"tambah nya. Aku mengangguk tanda setuju dan mengerti apa yang dimaksud dokter ani.
taratatataa... proses dimulai. Emang awalnya geli, sakit dan ngilu, tapi lama kelamaan keenakan juga..haha ditambah dokter ani canti dan ramah (eh) . Dokter ani kaget, sambil berkata ini prosesnya lama ya, soalnya semua gigi ada keraknya. Aku mengangguk sambil menanggung malu dalam hati. Hahaha.  Jam 19.45 proses masih berjalan, masih ada rasa ngilu2 sedikit tapi gak sakit sih. Akhirnya jam 8 lewat 5 aku udah beres dan disuruh berkumur sampai bersih. Karena setelah proses tadi dokter ani menaruh betadin di semua bagian gusi karena berdarah.
habis itu aku berkaca dan betapa bahagianya yang tadinya gigi ku ada bercak hitam dibagian depan dan kerak dibagian samping musnah tak bersisa. Seneng banget rasanya bercermin sambil senyum2 sendiri..hahaha
pas keluar ruangan sudah ada 2 cewe berhijab yang lumayan cantik sama mas2 yang enggak cantik yang sedang duduk diruang tunggu alias mengantri. Untung aja aku datangnya duluan. Kalo antri pasti kan sampai malam banget -_-. 
Akhirnya aku pulang dengan perasaan berbunga2 karena gigi ku sudah bersih..hehe
tapi perjalanan pulang, setiap tersenyum dan bagian mulut kemasukan angin, rasanya ngilu2 geli gimana gitu..haha. itu mungkin karena tadinya celah2 gigi ketutup sama kerak sekarang jadi bersih. Jadinya kerasa ngilu kegelian..😁😳
anyway sudah nih cerita ke dokter giginya. Nanti kapan2 dilanjut lagi dengan cerita cerita seru lainnya. Byee

Selasa, 02 Juni 2015

Belum direstui Allah

Entah sudah berapa kali, mungkin karena terlalu seringnya sampai-sampai aku sudah tidak merasakan keterkejutan seperti diawal-awal. Sudah terlalu sering terlambat dalam mengungkapkan kata-kata cinta, atau lebih tepatnya terlambat untuk melamar seorang wanita yang aku suka dan aku sayangi.
Waktu itu aku pernah membina hubungan dari april 2012 namun kandas begitu saja di agustus 2014. Tak lain tak bukan karena kita sama-sama masih terlalu egois. Masih merasa diri kita paling bener sendiri. Kemudian setelah putus aku mencoba untuk menata kembali dan untuk mencoba mendekati ia kembali. Namun apa daya. Bulan september ia sudah pasang status in relationship bersama pria lain. Yap! Satu bulan setelah putus dia sudah berpacaran dan bermesraan bersama pria lain. Sedih iya, kecewa iya, marah juga iya!
sudah lah itu sudah berlalu. Aku sekarang sudah move on (haha). Aku sekarang deket dengan salah seorang temen kuliah, satu jurusan, namun sekarang sudah berada dibeda kota. Kita sudah dekat banget. Bbm dan phone sudah begitu intensive. Namun pada suatu ketika dia cerita, sedang didekati pria lain yang kalo dengar dari cerita nya dia juga suka sama pria itu. Ooo aku baru sadar, iya aku terlalu lama untuk menyatakan perasaanku padanya. Sampai mungkin dia berfikir kalo aku hanya sekedar teman curhat saja atau malah berfikiran aku hanya menggantung dia dengan hubungan yang tak jelas. Sampai sekarang aku tak tau mana yang benar.
sudahlah itu juga sudah berlalu, sekarang aku kembali dekat sama seorang perempuan. Seorang perempuan yang pernah singgah dihatiku 1.3 tahun lamanya. Yes! Dia mantanku..orang bilang " hello, hari gini masih balikan sama mantan??" Kalo aku sih tinggal jawab " hello! Kenapa enggak? Selama kita sama-sama sukaπŸ˜‰. Namun eh namun, lagi dan lagi aku telat cuy! Iya telat menyatakan cinta lagi! Kampret!! Aku kan bermaksud mencari momen yang tepat gitu. Secara aku di serang dia di lampung. Gak lucu dong aku nembak by phone atau bbm. Pada waktu itu kita udah sepakat bakal datang ke pernikahan temen SMA kita dengan mengenakan batik couple, tanggal 22 maret 2015 di boyolali jawa tengah (kota kelahiranku)! Kita udah sama-sama nyari bahan kain batik yang sama-sama kita suka. Trus juga mau pesen tiket kereta balik boyolali barengan. Namun di akhir februari aku merasakan kejanggalan yang luar biasa. Dia jutek dan jarang banget bales bbm ku. Akhirnya aku berinisiatif pasang foto dia di Dp bbm dan kirim video kumpulan foto2 dia lewat facebook. Seperti dugaanku, akhirnya dia pun menghubungiku. Namun dengan kesal dan marah-marah. Nyuruh aku hapus video nya dan ganti dp bbm ku πŸ˜‘.
Setelah aku klarifikasi ternyata dia sekarang sedang dekat bersama seorang pria lain. Dia bilang dia bakal segera nikah dengan pria itu. Seperti harapan dia selama ini mau nikah muda. Oo ya sudah aku tak bisa apa-apa. Aku hanya berdoa semoga kamu beneran bisa nikah sama dia dan bahagia.
Aku memang belum mau menikah sesegera mungkin. Karena kini unurku masih 23 tahun. Dan target aku menuju pelaminan adalah umur 27 tahun. Aku masih terlalu muda cuy kalo nikah sekarang. Namun aku gak pernah main-main dalam menjalin sebuah hubungan. Aku nggak pernah macem-macem sama wanita lain ketika aki sedang bersama seorang wanita.
eh sudah lah malah ngomongin masa lalu lagi kan. Sekarang kan juga udah move on. 2 bulan lalu, kira-kira awal maret diperusahaan ku ada staff/karyawan wannita customer service yang baru masuk. Menggantikan temanku yang resign karena menikah. Aku sih dibagian produksi. Waktu itu seperti dulu-dulu kala ada pihak customer service bakal bawa customernya untuk mill tour ke bagian ku. Karena aku penanggung jawabnya, otomatis aku lah yang selalu menemani customes ketika mill tour. Kaya ngeguide dia keliling mesin dan proses gitu.
Singkat cerita, aku mulai kenal sama itu karyawati baru. Kita mulai intensive sms, bbm dan telepon. Kita juga nggak jarang pergi keluar bareng untuk sekedar makan bareng atau jalan-jalan bareng. Bahkan hari selasa 26 mei 2015 lalu dia menemaniku membelikan kado ulang tahun ponakan ku. Aku sih sudah bisa bilang kalo kedekatan kita juga sudah intim (dalam tanda kutip ya)πŸ˜†. Aku tanggal 30 mei pulang ke boyolali, dia sedang ada acara bersama team CS ke bandung.  Kita masih sempet bbman seperti biasa ketika aku dirumah. Tapi oh tapi! Siang ini 2 juni 2015 waktu aku masih didalam kereta api dari semarang menuju gambir. Aku melihat dia update foto seorang pria dengan mengatakan "anterin tuan puteri bolak-balik serang tangerang" dilanjut "cewe pertama yang di setirin sama kamyuu"😒. Jleb jleb. Sakit cuy! Sakitttt banget!
Pantesan dari semalem kok bbm ku gak ada yang dibales. Ternyata dia sedang asik dengan pria lain yang mungkin sudah terlebih dulu nembak dia😠.
Ya sudah lah, kalo itu memang pilihan kamu. Semoga itu eh dia maksudnya memang terbaik untukmu, jodohmu. Memang Allah mungkin tidak merestui aku untuk menjalin hubungan dulu. Karena bsa jadi ntar bisa nyebabin fitnah dan tindakan yang enggak enggak. Aseek ngeles nya pinter ya!πŸ˜‚
sekian dulu deh cerita mengenaskannya. Entar kapan-kapan dibuatin cerita lagi yang lain. HeheπŸ˜‰

Sabtu, 07 Februari 2015

My Family and My Best Friends Part 3



Ayah! Dede kangen...
Orang-orang sudah mulai meninggalkan pemakaman, tinggallah disana aku, kak Tania, Ibu dan Om rano beserta istri. Ibu dari awal prosesi pemakaman hanya diam dan mengusap-usap baju kesayangan ayah yang dibawa ibu sedari tadi. Kak Tania juga sudah agak lebih tenang. Kami beranjak pergi dari pemakaman.
malam ini adalah malam pertama kita tanpa kehadiran ayah ya de, ucap kak Tania yang matanya masih sembab.
Iya kak, kapan ya kita bisa ketemu ayah lagi kak?
Kak Tania hanya diam tak menjawab pertanyaanku. Aku dan kak Tania kali ini tidur bertiga dikamar ibu. Ibu masih saja diam tak berucap sepatahpun kepadaku ataupun kak Tania. Aku sempat tidak bisa tidur karena memikirkan keadaan ayah di pemakaman sendirian.
Esok hari tiba. Aku dan kak Tania tidak masuk sekolah, karena anjuran Om Rano untuk menemani Ibu yang masih sangat sedih kehilangan ayah. Aku juga terasa sangat malas bersekolah, aku tak bersemangat. Aku tak doyan makan sampai kak Tania yang tidak pernah menyuapiku mencoba untuk menyuapi. Tetapi aku tetap tidak mau makan. Aku hanya sering diam duduk di ruang tamu dikursi yang biasanya ayah duduki.
Dede, kamu jangan sedih terus ya, kan masih ada kak Tania sama Ibu, dede makan dulu ya. Ntar kalo gak makan dede bisa sakit. Ntar ayah ngeliatnya sedih tau. Bujuk kak Tania yang berusaha menyuapiku untuk makan.
Bujukan kak Tania sedikit berhasil, aku mau makan walaupun cuma dua-tiga suap. Kak Tania memang terlihat lebih tegar dibandingkan aku dan ibu. Ibu sampai sekarang belum mau keluar kamar. Terkadang masih menangis sambil mengusap dan mencium barang-barang ayah.
Hari demi hari berlalu. Aku sudah mulai sekolah seperti biasa begitu pula dengan kak Tania. Ibu juga sudah mulai terbiasa dengan keadaan sekarang. Sampai di sekolah teman-teman masih melihat ku prihatin dan sesekali mengucapkan belasungkawanya. Seperti biasa Nur menyambutku dengan keramahannya. Terkadang dia menghiburku dengan candaan ringannya. Namun tak sedikitpun membuatku tertawa, aku hanya memaksakan untuk sedikit menyunggingkan bibirku. Aku hanya diam dan tidak bisa fokus mendengarkan pelajaran. Tema-temanku masih terkaget-kaget yang melihatku seperti ini. Adi yang suka lari sana-sini, suka jail dan suka melontarkan beberapa pertanyaan kepada guru, sekarang hanya terdiam lesu tak bersemangat.
Aku masih sedih mengingat kejadian sebelumnya. Biasanya sebelum berangkat sekolah aku selalu mencium tangan ayah dan ibu. Tapi sekarang aku hanya mencium tangan ibu. Tidak ada ayah. Sesekali Nur menasihatiku namun aku masih tetap tak mempedulikan.
Beberapa hari lagi aku akan ulangan umum kenaikan kelas, sedangkan kak Tania akan menghadapi ujian akhir kelulusannya. Aku tak se semangat dulu ketika menyambut ulangan umum. Aku kurang antusias untuk belajar. Kak Tania sekarang tempat bertanyaku ketika ada pelajaran yang kurang aku mengerti. Padahal dulu aku tak pernah mempercayai jawaban kak Tania. Aku selalu bertanya kepada ayah, meskipun aku tahu terkadang ayah juga menanyakan ke kak Tania.
Nilai-nilaiku merosot tajam, aku mendapat peringkat ke 7 di kelas, kalah dengan Nur apalagi dengan Gea. Sedangkan kak Tania seperti biasa menjadi juara umum dan mendapat nilai tertinggi dari hasil kelulusan di sekolahnya. Kak Tania mendapat tawaran beasiswa full di Jepang karena prestasinya yang membanggakan. Sejak kelas dua kak Tania memang sudah menyiapkan amunisi untuk melengkapi berkas dan mengikuti serentetan test untuk mendapatkan beasiswa itu. Kak Tania sangat bahagia begitu pula ibuku. Namun kak Tania masih bingung mau ambil beasiswa tersebut dan meninggalkan aku dan ibuku dirumah atau hanya mau berkuliah di dekat-dekat rumah dan tetap tinggal bersama aku dan ibu. Kak Tania sadar dia adalah anak paling besar, yang harus ngejagain ibu dan dede nya. Namun ibu bersikeras membujuk kak Tania untuk mengambil beasiswa tersebut. Karena ini juga salah satu impian Ayah dahulu semasa hidup agar anaknya kelak bisa menempuh pendidikan yang bagus di negeri orang.
Berbeda dengan kak Tania, aku tidak bisa dibanggakan karena nilaiku merosot drastis. Namun ibu dan kak Tania tidak memarahiku atau kecewa padaku. Mereka masih mengerti kenapa bisa nilaiku merosot tajam. Hal ini membuatku semakin rindu akan wejangan-wejangan ayah ketika aku mengalami kegagalan seperti ini.
Ayah! Dede kangen ayah, kapan dede bisa bertemu ayah lagi. Dede mau belajar sama ayah lagi biar nilai dede bisa bagus lagi.
Malam hari ketika aku tidur, aku bermimpi ayah mendatangiku dan memelukku erat.
Ayah kemana saja? Dede rindu sama ayah. Kenapa ayah baru datang? Ayah gak marah kan nilai dede jadi jelek? Ayah hanya diam dan tersenyum kepadaku.
Kenapa ayah diam saja? Ayah marah ya sama dede? Maafkan dede ya yah.
Tak sepatah katapun terucap dari mulut pucatnya. Hanya senyuman lebar yang ayah perlihatkan padaku. Ayah beranjak pergi meninggalkanku, semakin jauh semakin jauh dan semakin tidak terlihat.
Keesokan harinya aku menceritakan semuanya kepada kak Tania dan Ibu. Ibu tersenyum.
Dede itu tandanya ayah bangga sama dede. Makanya dede harus makin giat belajar biar nilainya gak jelek lagi. Biar nanti bisa sekolah keluar negeri kaya kak Tania. Kan kalo nilai dede bagus ayah pasti lebih bangga sama dede. Ayah disana bakal nungguin dede. Jadi dede harus bisa ceria lagi dan belajar giat lagi ya! Kalo dede jadi anak pintar dan kuat kan bisa ngejagain ibu sama kak Tania. Aku hanya manggut-manggut mengiyakan kata-kata ibu.
Iya de, dede kan anak laki-laki, jadi harus bisa jagain ibu dan kakak perempuannya. Tambah kak Tania yang ramah.
Aku sadar aku memang masih kecil, namun benar kata ibu dan kak Tania, aku anak laki-laki harus kuat biar bisa jagain ibu dan kak Tania. Aku harus bisa membuat nilaiku bagus lagi biar ayah nanti mau bicara padaku lagi.
Kak Tania semakin mantap untuk mengambil beasiswa belajarnya ke Jepang setelah melihat perubahan ku yang semakin ceria. Dan perubahan ibu yang semakin bisa terbiasa tanpa kehadiran ayah. Kak Tania pergi kesana-kemari untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keberangkatannya nanti. Masih tersisa sebulan lagi untuk kak Tania meninggalkan dede dan ibu. Kak Tania lebih banyak menghabiskan waktu dirumah bersama ibu. Sedangkan aku berangkat kesekolah seperti biasa. Sekarang aku sudah kelas 3 SMP, sedangkan kak Tania sudah akan memasuki bangku kuliah di Jepang. 2 minggu sebelum keberangkatan kak Tania, kami bertiga berkunjung ke makam ayah. Ritual ini biasa kami lakukan setiap sebulan sekali untuk sekadar ngobrol sama ayah dan melepas kerinduan. Disana kami menceritakan semua yang terjadi kepada ayah. Tak lupa kak Tania meminta doa restu ayah untuk berangkat sekolah ke Jepang. Kak Tania juga memamerkan paspor barunya.
Sedangkan ibu selalu menceritakan kebanggaanya memiliki anak-anak seperti kami di hadapan pusara ayah. Ibu kadang masih menitihkan air mata, bernostalgia kejadian masa-masa ketika ayah masih ada disamping kami. Setelah puas kami bercerita, kami beranjak meninggalkan pusara ayah dengan mencium nama ayah yang tertulis dibatu nisan, serta menaburkan bunga mawar diatas pusara ayah.
>><<