BOYOLALI TERSENYUM
(16 November 2012)
1.
Sejarah Kota Boyolali
Dalam Menurut
legenda nama BOYOLALI berhubungan dengan ceritera Ki Ageng Pandan Arang (Bupati
Semarang pada abad XVI). Alkisah, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal
dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup
menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus
untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam.
Dalam perjalanannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemui
rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan cukup jauh
meninggalkan anak dan istri. Ketika berada di sebuah hutan belantara beliau
dirampok oleh tiga orang yang mengira beliau membawa harta benda ternyata
dugaan itu keliru maka tempat inilah sekarang dikenal dengan nama SALATIGA.
Perjalanan
diteruskan hingga sampailah disuatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau
bambu Ampel dan tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang
merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Dalam menempuh perjalanan yang jauh
ini, Ki Ageng Pandan Arang semakin jauh meninggalkan anak dan istri. Sambil
menunggu mereka, Ki Ageng Beristirahat di sebuah Batu Besar yang berada di
tengah sungai. Dalam istirahatnya Ki Ageng Berucap “ BAYAWIS LALI WONG IKI”
yang dalam bahasa Indonesia artinya “Sudah lupakah orang ini”.Dari kata
Baya Wis Lali/ maka jadilah nama BOYOLALI.
Batu besar yang
berada di Kali Pepe yang membelah kota Boyolali mungkinkah ini tempat beristirahat
Ki Ageng Pandan Arang? Mungkin, namun tak ada yang bisa menjawab dan sampai
sekarang pun belum pernah ada penelitian tentang keberadaan batu ini. Demikian
juga sebuah batu yang cukup besar yang berada di depan Pasar Sunggingan
Boyolali, konon menurut masyarakat setempat batu ini dulu adalah tempat untuk
beristirahat Nyi Ageng Pandan Arang. Dalam istirahatnya Nyi Ageng mengetuk-ngetukan
tongkatnya di batu ini dan batu ini menjadi berlekuk-lekuk mirip sebuah dakon
(mainan anak-anak tempo dulu). Karena batu ini mirip dakon, masyarakat
disekitar Pasar Sunggingan menyebutnya Mbah Dakon dan hingga sekarang batu ini
dikeramatkan oleh penduduk dan merekapun tak ada yang berani mengusiknya.
Penetapan Hari
Jadi Kabupaten Boyolali tidaklah mudah. Untuk menetapkan hari jadi yang selalu
diperingati setiap tanggal 5 pada bulan Juni memakan waktu yang cukup lama dan
perlu penelusuran sejarah yang panjang. Penetapan Hari Jadi Kabupaten Boyolali
sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Lembaga Penelitian Universitas
Sebelas Maret Surakarta (UNS). Penelitian ini didasarkan atas Surat Perjanjian
Kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali dengan dengan
Lembaga Penelitian UNS pada 11 September 1981. Setelah melakukan penelusuran
sejarah, selanjutnya pada 23 Pebruari 1982 di Gedung DPRD Kabupaten Boyolali
diselenggarakan seminar tentang SEJARAH HARI JADI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II
BOYOLALI. Dalam seminar ini telah disimpulkan tanggal 5 Juni 1847 merupakan
Hari Jadi Kabupaten Boyolali. Selanjutnya melalui Rapat Paripurna DPRD pada
tanggal 13 Maret1982 telah ditetapkan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten
Boyolali Nomor 3 Tahun 1982 tentang Sejarah dan Hari Jadi Kabupaten Boyolali.
Perda tersebut telah diundangkan melalui Lembaran Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Boyolali pada tanggal 22 Maret 1982 Nomor 5 Tahun 1982 Seri D Nomor
3. (Nova, 2010)
2.
Letak Kota Boyolali
Kabupaten Boyolali membentang barat-timur sepanjang
48 km, dan utara-selatan 54 km. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah
dan dataran bergelombang dengan perbukitan yang tidak begitu terjal. Menurut
ketinggian, wilayah Kabupaten Boyolali dikelompokkan sebagai berikut:
Dataran
Tinggi di Barat
Bagian barat merupakan daerah pegunungan, dengan puncaknya Gunung Merapi
(2.911 m) dan Gunung
Merbabu (3.141 m), keduanya adalah gunung berapi aktif (namun sekarang
gunung merbabu ini tidak lagi aktif). Daerah dengan ketinggian sekitar
700-3.000 m dpl ini meliputi empat kecamatan, yaitu Ampel, Cepogo, Musuk, dan Selo, dan
ditandai oleh iklim yang sejuk dan sesuai untuk pertanian, terutama untuk
tanaman seperti kol, wortel, bawang merah, tembakau, teh, dan cengkeh. Wilayah
ini juga sebagai pusat produksi susu di Boyolali. Dengan tanah vulkanik yang baik dan dekat pusat
administrasi kabupaten, wilayah ini memiliki kepadatan penduduk yang sangat
tinggi. Pada kedua gunung berapi, budidaya pertanian oleh masyarakat hingga
batas sekitar 1600-1800 m di atas
permukaan laut dan berakhir di perbatasan hutan nasional yang dilindungi.
Dataran
Rendah di Timur
Daerah antara pusat kota Boyolali ke timur menuju arah Kota Surakarta
(Solo) sebagian besar datar dan didominasi oleh sawah. Sumber air yang paling
alami dan sungai-sungai utama dapat ditemukan di sini. Dengan ketinggian
100-400 m dpl, selain meliputi
daerah pusat kota di kecamatan Boyolali dan Mojosongo,
daerah ini meliputi tiga kecamatan lainnya, yaitu Teras, Banyudono,
dan Sawit.
Daerah ini berada di jalur utama Semarang-Solo, dengan pusat-pusat industri
berada di jalur utama ini. Di bagian timur daerah ini terdapat Bandara
Internasional Adi Sumarmo yang melayani untuk kawasan Solo dan sekitarya,
serta asrama haji Donohudan yang digunakan oleh jamaah haji dari Jawa Tengah bagian
utara, sebagai akomodasi ketika hendak berangkat ziarah ke Makkah untuk ibadah haji melalui Bandara
Internasional Adi Sumarmo, maupun sepulangnya.
Bagian Utara
Wilayah terluas meliputi bagian utara kabupaten, meliputi kecamatan Sambi, Nogosari,
Simo, Klego, Andong, Karanggede,
Kemusu, Wonosegoro,
dan Juwangi.
Daerah ini memiliki kepadatan penduduk yang lebih rendah dibandingkan daerah
lainnya, dan memiliki hambatan dari kondisi geografis, geologis, dan
infrastruktur. Dengan iklim yang relatif kering, walaupun dilalui oleh beberapa
sungai utama Boyolali,
sebagaian besar daerah ini kurang sesuai untuk budidaya tanaman padi persawahan
basah. Dengan kurang adanya dukungan jalan utama di daerah ini, hampir tidak
ada industri besar dapat ditemukan. Sumber daya alam yang paling penting adalah
budidaya kayu jati dengan adanya hutan jati di daerah utara Boyolali. Pada daerah utara
ini juga terletak Waduk Bade di kecamatan Klego, serta
ada Waduk Kedungombo yang daerah
genangannya meliputi sebagian kecamatan Kemusu dan Juwangi
(sedangkan bendungannya termasuk wilayah Sragen) yang digunakan untuk mengairi lahan persawahan seluas
3.536 HA di wilayah utara Jawa Tengah dan dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi
dari sektor pariwisata dan perikanan air tawar. Bagian utara yang berbatasan
dengan Kabupaten
Grobogan merupakan daerah perbukitan, bagian dari rangkaian Pegunungan
Kendeng.(Wikipedia, 2012)
3.
Transportasi
Wilayah
Kabupaten Boyolali dilewati jalan negara yang menghubungkan Semarang-Solo. Selain
itu juga terdapat jalur alternatif dari Semarang menuju Sragen melalui Karanggede.
Rata-rata seluruh pelosok kecamatan di Boyolali sudah mudah dijangkau sarana
transportasi. Bandara Internasional Adi Sumarmo pun secara geografis masuk
wilayah kabupaten Boyolali. (wikipedia, 2012)
4.
Obyek Wisata Kota Boyolali
a.
Wisata Alam
·
Gunung Merapi
dan Merbabu
Boyolali
terletak di kaki sebelah timur Gunung Merapi
dan Gunung Merbabu
yang memiliki pemandangan sangat indah dan mempesona, sayuran hijau yang luas
dan berbukit-bukit serta aktivitas Gunung Merapi
yang terlihat dengan jelas aliran lahar dan asapnya. Jalur Solo-Boyolali-Cepogo-Selo-Borobudur
(SSB) yang melintasi kedua gunung tersebut dipromosikan menjadi jalur wisata
menarik yang menjadi pilihan bagi wisatawan baik domestik maupun negara asing
dari kota budaya Surakarta menuju Candi Borobudur untuk melintasi Kabupaten Boyolali.
Kecamatan Selo dikenal sebagai daerah peristirahatan sementara bagi para
pendaki Gunung Merapi
dan Merbabu
yang mempunyai tempat penjualan cenderamata yang representatif. Kecamatan Cepogo
dan Selo
merupakan sentra penghasil sayuran hijau yang segar dan murah serta pusat
kerajinan tembaga di Boyolali.
· Taman Air Tlatar
Terletak di
Dukuh Tlatar, Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali dengan jarak tempuh
dari kota kira-kira 4 km ke arah utara. Nuansa pesona alam terhampar dengan
latar belakang budaya desa dan air yang melimpah, aroma kelezatan masakan ikan
air tawar yang disajikan baik secara goreng maupun bakar sambil memancing dan
duduk santai sungguh merupakan rekreasi menyegarkan di Obyek Wisata Tlatar.
Pemandian ini
adalah pemandian untuk keluarga dengan sumber air berasal dari mata air. Ada 2
buah pemandian, yaitu Pemandian Umbul Pengilon dan Pemandian Umbul Asem. Selain
itu ada beberapa kolam renang rekreasi, termasuk kolam renang berstandar
olimpiade.
Setiap dua hari
menjelang bulan Puasa diadakan even Padusan. Upacara Padusan ini juga
diselenggarakan di Umbul Pengging
dan Pantaran. Acara ini bertujuan untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan
ibadah puasa.
Fasilitas
yang tersedia: rumah makan lesehan, pemancingan, kios cenderamata, kolam renang
anak dan dewasa, taman wisata air, lapangan woodball, panggung hiburan setiap
menjelang bulan Puasa
· Pemandian Umbul Pengging
Terletak di Banyudono, merupakan wahana wisata
kreasi air. Penging memiliki keunggulan dimana dulunya merupakan tempat mandi
keluarga Kasunanan Surakarta (Pemandian Tirto Marto). Sehingga disekitar Pengging ini masih dapat
ditemukan bangunan-bangunan bersejarah yang unik milik Kasunanan Surakarta.
Juga terdapat makam salah seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden
Ngabehi Yosodipuro.
· Air Terjun Kedung Kayang
Objek wisata
ini terletak di Desa Klakah yang berjarak 5 kilometer ke arah barat dari
Kecamatan Selo. Daerah
wisata ini memiliki pemandangan alam berupa air terjun yang terletak di antara
2 kabupaten, yaitu Boyolali dan Magelang. Air Terjun
Kedung Kayang yang memiliki ketinggian 30 meter ini masih alami dan belum
dieksploitasi besar-besaran, mengingat jalan menuju ke objek wisata tersebut
seperti layaknya jalan di daerah perkampungan. Di sekitar objek wisata ini
terdapat tanah datar yang cocok untuk area perkemahan. Potensial untuk
aktivitas camping, hiking, climbing.
Fasilitas
yang tersedia berupa penginapan/ homestay, perkemahan, dan warung. Waktu yang
paling ramai dikunjungi adalah hari sabtu-minggu dan hari libur nasional
terutama bagi pasangan muda-mudi.
·
Waduk
Badhe
Terletak di Desa
Bade Kecamatan Klego sekitar 40
km ke arah utara dari Kota Boyolali
sebagai sarana irigasi bagi pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar,
memiliki pemandangan alam yang mempesona. Failitas yang terdapat disini adalah:
rumah makan, wisata air, pemancingan, dan area lomba burung.
· Waduk Cengklik
Obyek wisata ini
terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak ± 20 km, ke arah
timur laut Kota Boyolali,
Bila dari Bandara Adi
Sumarmo ± 1,5 KM (di sebelah barat bandara tepatnya). waduk dengan luas
genangan 300 ha ini dibangun pada zaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan
sawah seluas 1.578 ha, bisa untuk latihan sky air.
Letaknya sangat
strategis, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama Haji Donohudan,
Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. Fasilitas: wisata air (water resort),
pemancingan (fishing area), rumah makan lesehan (floating restaurant).
· Waduk Kedung Ombo
Obyek wisata
ini terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, sekitar ± 50 km ke arah utara
Kota Boyolali menjanjikan
rekreasi hutan dan air yang menyegarkan serta pemancingan. Fasilitas: bumi
perkemahan, hutan wisata, tempat pemancingan, rumah makan apung, wisata air.
b. Agrowisata
·
Agrowisata Sapi Perah Cepogo
Kabupaten Boyolali terkenal dengan
usaha pengembangan sapi perah dan penggemukan sapi. Jarak dari Kabupaten Boyolali adalah 13 km ke arah
Barat. Jalan ke Cepogo menanjak karena topografinya
merupakan pegunungan. Hal ini menyebabkan iklim yang dingin sehingga
memungkinkan pemeliharaan sapi perah. Cepogo ditetapkan menjadi lokasi
agrowisata sapi perah.
Jika Anda
berkunjung ke Boyolali,
sempatkanlah datang ke tempat pemerahan sapi yang terletak di Kecamatan Cepogo. Kondisi kendaraan harus prima
karena medan yang menanjak dan jalan yang berkelok-kelok. Anda dapat melihat
proses pemerasan susu sapi. Jika ingin mencoba dapat juga berpartisipasi
memerah susu sapi dengan tuntunan peternak. Dan yang pasti, Anda dapat meminum
susu yang masih segar hasil perasan peternak sapi. Selain di Cepogo, kini juga
di kecamatan musuk (sebelah selatan Cepogo) telah berkembang budidaya sapi
perah. Kondisi jalan menuju tempat ini pun tidak terlalu menanjak dankondisi jalan aspal yang baik(sebagian dalam masa
perbaikan).
·
Agrowisata Sayur Selo
Terletak di kawasan
objek wisata Selo, 25 km ke arah Barat dari Kabupaten Boyolali. Para pengunjung
dapat menikmati dan memetik sendiri aneka ragam sayuran, antara lain :
wortel, kol, daun adas, dan lain-lain.
·
Agrowisata Padi
Jarak 10 km
ke arah Timur Kabupaten Boyolali. Agro wisata padi merupakan wahana yang tepat
untuk menumbuh-kembangkan kecintaan generasi muda pada padi. Dengan adanya agro
wisata padi, generasi muda akan dapat berinteraksi langsung dengan obyek
wisata.
·
Kampung Lele
kampung lele
terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit. Kampung lele merupakan usaha kementrian perikanan
Indonesia untuk memenuhi target 2015 sebagai penghasil perkanan terbesar.
Pembudidayaan ikan lele di Kampung Lele dianggap berhasil memberikan kontribusi
bagi ketahanan pangan baik lokal maupun nasional. Bahkan keberhasilan
pembudidayaan ikan lele di kampung lele tidak hanya dikenal di skala nasional,
melainkan hingga kawasan Asia Tenggara.
Kolam
pembesaran ikan lele dapat berupa kolam tanah, kolam semen dan kolam tanah
dengan dinding dikelilingi oleh karung berisi tanah yang berfungsi agar dinding
kolam tidak longsor. Kolam tanah dan kolam yang terbuat dari semen atau kolam
permanen memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kolam tanah dapat
membuat daya tahan tubuh kuat, tidak berlemak tetapi mudah mengalami kebocoran
karena lele memiliki sifat menggali tanah. Kolam permanen lebih tahan lama
untuk penggunaan dalam waktu jangka panjang, tidak mudah bocor dinding-dinding
kolam, mudah dalam penanganan dan pembersihan tetapi kolam permanen ikan yang
dihasilkan tidak tahan penyakit dan daging berlemak.
c. Wisata Budaya
·
Sedekah Gunung
Upacara ini
diselenggarakan di Desa Lencoh, Kecamatan Selo setiap malam 1 Suro. Acara ini
merupakan prosesi persembahan kepala kerbau dan sesaji ke kawah gunung Merapi sebagai tAnda syukur
masyarakat Selo dan sekitarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Upacara ini dimeriahkan
dengan tarian dan atraksi oleh masyarakat setempat. Waktu pelaksanaan mulai jam
22:00 sampai 24:00 dan diakhiri dengan kirab potongan kepala kerbau serta
gunungan nasi jagung sebagai sesaji yang diletakkan di Pasar Bubrah.Terdapat
tiga acara utama selama prosesi upacara berlangsung, yaitu kirab sirah maeso
atau kepala kerbau, kirab saji Gunung Merapi serta kirab ratusan obor. Kirab ratusan obor menjadi
daya tarik lebih karena baru diadakan pada tahun 2010.
Tradisi ini bermula
dari ritual tolak bala yang dilakukan Pakubuwono X dari Kasunanan Surakarta
dengan menumbalkan seekor kerbau ke Gunung Merapi. Seiring waktu, kini warga hanya menumbalkan bagian kepalanya
saja.
·
Kirab Budaya
Tradisi ini berada di desa Samiran kecamatan Selo
kabupaten Boyolali. dilaksanakan setiap tanggal 2 sura. dimulai dari pelataran
gua raja, yang menurut legenda dahulu kala gua itu dijadikan tempat
peristirahatan pangeran Diponegoro. Kirab dimulai dengan pengambilan air suci
barokah yang berada di kawasan gua raja dan diarak beserta iring-iringan
tumpeng-tumpeng hasil bumi dari kawasan sekitar Selo. Ribuan warga desa Samiran
ikut serta mengiring arak-arakan tumpen beserta air tersebut, dengan mengenakan
pakaian adat, untuk menuju ke pesanggrahan Kebo Kanigoro.sesampainya di
Kebokanigoro, air suci barokah dari Guaraja di satukan dengan air perwita sari
air yang diambil dari kawasan pesangrahan Kebo Kanigoro.
·
Sadranan
Sadranan yaitu suatu
tradisi masyarakat untuk membersihkan makam leluhur dan ziarah kubur dengan
prosesi penyampaian doa dan kenduri yang dilaksanakan oleh warga setempat
berujud aneka makanan dan nasi tumpeng.Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun
pada pertengahan bulan Ruwah (penanggalan jawa) menjelang datangnya bulan
Ramadhan.Selain mengirim doa kepada para leluhur dan sanak keluarga yang telah
meninggal, Sadranan bertujuan juga untuk melestarikan budaya peninggalan nenek
moyang yang sudah berlangsung turun-temurun.
Acara diawali dengan
bersih-bersih makam pada pagi hari. Dengan bermodalkan cangkul dan sabit,
masyarakat membersihkan rumput-rumput yang tumbuh di sekitar makam. Setelah
selesai mereka pulang dan kembali ke pemakaman sambil membawa tenong yang
berisi makanan dan buah-buahan.Sebelum kendurenan sadranan dimulai, warga
membaca tahlil dan dzikir, berdoa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah
selesai berdoa dilanjutkan dengan makan bersama. Sadranan tidak hanya diikuti
oleh orang dewasa, anak-anak pun ikut berpartisipasi sehingga suasana menjadi
meriah.
·
Ngalap Berkah Paringan Apem Kukus Keong Mas
Dilaksanakan di
kawasan wisata Pengging di
lingkungan Makam Astana luhur R. Ng. Yosodipuro pada hari Jum'at pertengahan
bulan Sapar. R. Ng. Yosodipuro adalah seorang Pujangga Kasunanan Surakarta
Hadiningrat. Karena kearifannya seringkali rakyat Pengging memohon petunjuk
termasuk pada saat petani meminta bantuannya untuk mengatasi serangan hama
keong mas.
Atas petunjuk R. Ng
Yosodipuro para petani mengambil keong mas tersebut kemudian dimasak dengan
cara dikukus. Sebelumnya keong tersebut dibalut dengan janus yang dibentuk
seperti keong mas. Setiap kali panen padi janur bekas balutan keong mas tersbut
digunakan untuk membuat apem kukus. Apem kukus itu kemudian dibagi-bagikan pada
petani sebagi wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diberikan dan
juga berkurangnya hama keong. Tradisi bagi-bagi apem akhirnya terus berkembang
hingga berjalan sampai sekarang.
Upacara ini
merupakan tradisi berebut makanan dengan perwujudan menerima pembagian kue
terbungkus janur yang telah didukung dengan mantera dan do'a oleh Kyai ulama
yang berlokasi di makam Astono luhur R. Ng. Yosodipuro pada malam Jum'at
pertengahan bulan Sapar dan dibagikan pada Jum'at siang setelah salat jum'at.
Bagi masyarakat yang percaya jika berhasil mendapatkan apem maka diyakini akan
mendatangkan berkat.
·
Kawasan pengging
a.
Pemandian
Tirto Marto
Pemandian ini
terletak di Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono dengan jarak tempuh dari
kota Boyolali adalah 12
km. Pemandian ini dahulu digunakan oleh Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X beserta kerabatnya. Di dalam pemandian ini
terdapat tiga buah umbul, yaitu Umbul Penganten, Umbul Ngabean, dan Umbul Duda.
Sekarang, di
pemandian ini sering digunakan oleh peziarah untuk mengadakan ritual yang
disebut Ritual Kungkum. Ritual Kungkum adalah ritual merendam diri peziarah di
dalam air sebatas leher yang dimulai mulai pukul 24.00 - 03.00 wib pada malam
Jum'at. Selain ritual tersebut ada juga Even Padusan yang dilaksanakan 2 (dua)
hari menjelang bulan puasa.
b.
Masjid
Cipto Mulyo
Masjid Cipto Mulyo adalah Masjid Peninggalan Sunan
Pakubuwono X. Terletak di Kawasan Wisata Pengging Kecamatan Banyudono. Lokasi
wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum dengan
jarak kurang lebih 1,5KM dari Jalan Raya Solo-Semarang. Dari pusat kota
Boyolali, lokasi wisata ini berjarak kurang lebih 15KM.
c.
Umbul
Sungsang
Umbul Sungsang adalah tempat untuk ritual Kungkum
(berendam dalam air sambil menunggu hasil Sanggaran di makam R. Ng. Yosodipuro)
d.
Pengging
Fair
Pengging fair adalah salah
satu acara dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI yang diselenggarakan di
Desa Pengging, Kec. Banyudono dengan menampilkan pasar
malam dan festival seni budaya. Acara ini dilaksanakan selama seminggu dan
diadakan sekali dalam satu tahun.
Pasar Malam
dimeriahkan oleh pedagang baik lokal maupun luar daerah yang menjajakan
dagangannya selama Festival berlangsung. Festival budaya diadakan oleh
masyarakat setempat seperti karnaval dan hiburan seni. Karnaval dilaksanakan
disepanjang jalan Pasar Pengging
diteruskan oleh drum band, reog, dan barongsai. Hiburan seni menampilkan
campursari, band remaja, dan wayang kulit semalam suntuk.
e.
Makam
R. Ng. Yosodipuro
R. Ng. Yosodipuro
adalah seorang Pujangga Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dengan jarak tempuh
dari kota 12 km, makam ini setiap malam Jumat Pahing diadakan Upacara
Sanggaran. Masih disekitar Makam R. Ng. Yosodipuro,Upacara Ngalap Berkah
Paringan Apem Keong Emas ini dilaksanakan, pada pertengahan Bulan Sapar.
Upacara ini
merupakan tradisi berebut apem (makanan khas yang terbuat dari tepung beras)
yang terbungkus janur (daun kelapa yang masih muda) dan telah didoakan oleh
Kyai/ Ulama dan dibagikan pada Jumat siang setelah Sholat Jumat. Ada Masjid
peninggalan Sunan Paku Buwana X.
f.
Legenda
Bandung Bondowoso
Di jaman dahulu, terdapat Kerajaan Pengging yang bersamaan dengan Kerajaan Boko di Prambanan.
Kerajaan Pengging
yang dipimpin oleh Prabu Damar Moyo yang arif bijaksana, yang mempunyai putra
bernama Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso ini yang terkait dalam Legenda
Roro Jonggrang dan Candi Prambanan.
·
Pesanggrahan Pracimoharjo
Merupakan petilasan Sri Susuhunan Paku Buwono X
sebagai obyek wisata minat khusus/ ziarah, Terletak di Desa Paras, Kecamatan Cepogo.
·
Makam Ki Ageng Pantaran
Di Pantaran Desa Candisari Kecamatan Ampel. Jarak tempuh dari kota 17 km. Makam ini cukup
potensial sebagai tempat ziarah, karena terdapat Petilasan Ki Kebo Kanigoro,
petilasan Syeh Maulana Malik Ibrahim Maghribi, Petilasan Ki Ageng Pantaran.
Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di kaki gunung Merbabu dan air terjun Si Pendok. Setiap tanggal 20 suro
diadakan event upacara tradisional Buka Luwur. Fasilitas: Bangsal tempat
tirakat, Bukit Perkemahan Indraprasta.
·
Makam Prabu Handayaningrat
Obyek wisata ini terletak di dukuh Malang, desa
Dukuh, kecamatan Banyudono. Makam ini merupakan trah dari majapahit.
·
Makam Ki Ageng Kebo Kenanga
Obyek wisata ini terletak di dukuh Pengging, desa Jembungan, kecamatan Banyudono. Banyak oranga yang berkunjung dengan berbagai
tujuan.
·
Gunung Tugel dan Makam Ki Ageng Singoprono
Obyek wisata ini terletak di Desa Nglembu, Kecamatan
Sambi, sekitar ± 15 km ke arah timur laut Kota Boyolali. Lokasi ini lebih dekat ditempuh dari kota
kecamatan Simo yang berjarak hanya sekitar 3 km dari pusat kota. Tempat ini
menjanjikan rekreasi perbukitan dan ratusan tangga menuju makam Ki Singoprono
di puncak gunung tugel. Obyek Wisata Khasanah yang di kunjungi setiap malam
Jumat dan malam Selasa Kliwon, Lokasi Makam Ki Ageng Singoprono yang menarik
dengan letaknya yang sangat indah. Fasilitas: Bumi Perkemahan, Hutan Wisata,
Tempat Menyepi dan Tempat Berdoa di puncak gunung tugel.
·
Candi Lawang
Namanya adalah Candi
Lawang. Lawang itu bahasa Jawa yang artinya pintu. Lha kenapa disebut seperti
itu? Karena candi ini sangat mencolok bentuk pintunya. candi ini adalah susunan
batu candi,ada diantaranya yg masih di renovasi. Candi Lawang ini tidak
berpenjaga.
Ini adalah candi
Hindu abad ke-9 yang menghadap ke arah Barat. Ya bisa karena di bilik utama ada
yoni tanpa lingga. Yoninya juga unik karena memiliki saluran berlubang sebagai
tempat keluarnya air. Mirip dengan yang di Candi Merak. Di sekeliling candi
tidak ditemukan arca maupun relief. Yang ada hanya batu berornamen. Sekitar
candi tersebar bebatuan yang belum disusun. Candi ini tepat berada di belakang
rumah. Sepertinya keberadaan candi ini sudah diketahui sejak dulu. Satu lagi,
candi ini cukup fotogenik.
Butuh perjuangan
untuk bisa mencapai candi ini. Letak administratif candi ini ada di Dusun
Gedangan, Kec. Cepogo, Kab. Boyolali, Jawa Tengah. Dari
Jogja menuju kota Boyolali
bisa ditempuh selama 1,5 jam menggunakan sepeda motor. Rute yang paling singkat
adalah Jogja-Klaten-Boyolali
tanpa perlu melewati Kartasura. Untuk menuju Kec. Cepogo, arahkan kendaraan ke jalur
menuju Ketep Pass. Sedangkan untuk menuju Candi Lawang, alangkah baiknya kalau
bertanya kepada warga. Walau ada beberapa papan petunjuk arah ke candi, tetap
saja kami menghabiskan waktu 30 menit untuk tersasar di Dusun Gedangan. Sekali
lagi, tanyalah warga! Jangan segan karena warga disini ramah kepada pendatang.
d. Wisata Kuliner
·
Susu Segar
Minuman satu ini
jangan sampai terlupakan ketika berada di Boyolali. Terdapat banyak warung dan
"wedangan hik" yang menyediakan susu segar, dan tidak hanya itu, susu jadi menu wajib di tempat-tempat
favorit jajan dan restoran di Boyolali, misalkan di Roti Bakar Amazon, RM. Elang
Sari, dll. Selain susu segar, walau tidak di setiap tempat, suguhan produk
turunannya pun mulai bisa diperoleh di Boyolali, misalkan yoghurt dan keju Boyolali.
·
Marning
Marning
merupakan makahan tradisional yang terbuat dari jagung yang digoreng. Rasa yang
ditawarkan adalah manis, pedas, presto, gepuk, dan lain-lain. Permintaan yang
paling banyak terjadi menjelang lebaran sebagai suguhan di rumah maupun
oleh-oleh mudik. Pusat pembuatan Marning terdapat di Desa Kiringan, Winong,
Kebonbimo & Banaran (kecamatan Boyolali) dan Desa Metuk, Kragilan (Kecamatan Mojosongo).
·
Jadah Selo
Jadah adalah makanan
tradisional yang mudah ditemukan di mana saja. Makanan ini terbuat dari ketan
dan kelapa. Jadah Selo merupakan makanan khas daerah di Boyolali, tepatnya di kawasan
Selo. Namun makanan ini baru terkenal sejak adanya jalur wisata
Solo-Selo-Borobudur.Pembelinya tidak hanya kalangan petani saja, namun juga
wisatawan yang melewati kawasan ini.
Jadah ini bisa
dinikmati dengan cara dibakar maupun tidak. Dengan udara pegunungan yang sejuk,
jadah lebih pas dipadukan dengan tempe atau tahu bacem.
·
Pasar Simo
Pasar Simo mempunyai
ragam dagangan khususnya makanan yang khas. Dari gudangan (urap) daun adas yang
hanya tumbuh di Selo Boyolali,
kupat tahu dengan bakmi glepung singkong - lomboknya digerus pake sendok, gule
kambing dengan acar bawang merah utuhan, bergedel singkong (ketemu rasa sama di
RM ayam goreng Ciganea Jabar), mentho kacang, gemblong, gendar dengan kelapa
parut, puli pecel, tempe mbok Darubi, nasi tempe mendoan dengan bungkus daun
jati, tahu rebus atau bacem, wedang serbat/jahe disimpan dengan 'jun', hingga
yang baru belakangan hadir seperti bebek dan ayam goreng, pecel lele, gudeg,
angkringan malam dan aneka jajanan yang tak kalah level mutunya dengan eks Pengging atau Solo. Semua
nikmat, all you can eat. Apalagi Simo didukung ketersediaan air minum yang
berkwalitas sehingga masakan dan minuman jadi enak.
Sayang, masakan
masakan yang menjadi trade mark tahun 60an seperti saoto-nya Pak Wiro atau mBok
Mangun Cebleng, panganan Nyah Yute (ibu tua yang warungnya menyajikan wajik,
jenang jadi, krasikan, kue lapis, klepon, ketan bubuk dele, .. diracik rapi
dalam takaran daun pisang - mungkin kalau sekarang masih ada bisa mengalahkan
Ny Week Muntilan), krupuk Pak Marto Krupuk (yang mengolah sendiri dari singkong
mentah menjadi tepung kanji sampai produk akhir krupuk / bakmi), gule-nya P
Kaji Wetan Pasar (mbahnya Ngadenan dan Rahardjo), semuanya sudah tak berlanjut,
karena putera puterinya tidak ada yang meneruskan.
Simo dulu grosir-nya
tape. Tape pohung Simo kondang manisnya, berpikul-pikul setiap hari dipasok ke
pasar pasar di Solo. Saat itu terminal bis Simo-Solo (hanya ada dua bis, Eva
dan Sridaya) masih berada di depan pasar. Dari sini pedagang pedagang tape
menunggu bis dan menggunakan untuk angkutan ke Solo. Tape Simo saking manis dan
'njuruh'nya, air tape bercucuran dari atas (atap bis untuk bagasi), mengenai
penumpang yang duduk dipinggir jendela, body bis pun lengket-lengket. Kunci
kelezatan tape Simo ini, selain karena pohung-nya yang baik, juga ada pada ragi
tape yang diproduksi oleh Na Kok Liong dari jalan Nonongan Solo - kala itu.
Sekarang pemandangan ini sudah tidak dijumpai lagi. Tapi tape pohung, baik yang
glondongan model peuyeum Bandung atau tape gaplek (potongan kecil kecil
dibungkus daun pisang), dan tape ketan item masih bisa dinikmati di pasar ini.
Apa yang ada
sekarang masih sangat memuaskan untuk dicoba sebagai alternatif wisata kuliner,
selain wisata ke Gunung Tugel, Rogo Runting dan seterusnya. Mak nyuus ... rasa
bumbu lawas tenan, berserat bikin badan sehat. Sayang sekarang tinggal
kenangan...
Simo terkeal juga
dengan sebutan kota pelajar. Di mana banyak terdapat jenjang sekolah di
kecamatan ini.
·
Soto
Boyolali
terkenal juga sebagai Kota Soto, dengan banyak warung soto yang terkenal,
seperti Soto Seger Mbok Giyem, Soto Sedap, Soto Rumput, Soto Ndelik, Soto
Nggopir, Soto Ledhok, Soto Ompronx , Soto Mbok Sri depan SMK Dwija Dharma
,Rumah Makan Elang Sari.
·
Sambel
Tumpang/Sambel Lethok
Nasi sambal Tumpang
merupakan masakan yang terdiri dari nasi sambal tumpang dan ditambah dengan
sayur-mayur sebagai pelengkap. Jika dilihat dan dipandang sepintas, Nasi Sambal
Tumpang hampir sama dengan Sambal Pecel. Bahkan ada perpaduan antara sambal
Tumpang dengan Sambal Pecel. Rasanya juga terasa enak. Bedanya sambal tumpang
itu sambalnya terbuat dari tempe bosok (busuk) yang ditumbuk halus. Tempe bosok
memang sengaja dibuat busuk dan dijual. Rasa yang ditimbulkan dari tempe bosok
ini yaitu rasa sangit. Namun rasa dari tempe bosok terasa berbeda ketika sudah
diolah menjadi dan beberapa bumbu lain seperti kencur, daun jeruk, dll. Selain
itu, di dalam Sambal Tumpang ini juga terdapat tahu yang diolah bersama Sambal
Tumpang ini. Nasi Sambal Tumpang ini biasanya cocok untuk dihidangkan pada pagi
hari sebagai menu makan pagi. Apalagi dengan nasi yang masih hangat. Nasi
Sambal Tumpang ini cocok dinikmati dengan lauk Telur, Tempe, Bakwan, Rambak,
Krupuk, dan Ayam.
Sambal tumpang
sangat mudah ditemui di mana-mana, hampir semua warung makan menyediakan, tapi
yang khusus sambel lethok antara lain Mbok Nah di Ampel, Suprih di sebrang KUD Kota Boyolali, timur terminal bis Boyolali, Rumah Makan Elang
Sari, dan lain-lain.
Sebagaimana tren
"kuliner malam", banyak warung makan tenda khusus untuk sambel
tumpang ini, bahkan memberi nama "Warung Bubur Tumpang".
·
Tahu Susu
Seekor sapi betina yang baru saja
melahirkan biasanya air susunya tak bisa dijual karena baunya agak amis. Namun,
sebenarnya air susu sapi betina usai melahirkan justru menghasilkan untung
besar. Sebagian besar warga Banjarjo Kelurahan Mriyan Kecamatan Musuk mengolah
air susu sapi itu menjadi tahu susu. Meski
agak manis, tahu dari susu sapi banyak diminati. Tahu jenis ini dipercaya
memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dan menjadi obat untuk gangguan
hipertensi. Jika susu murni dijual Rp 3.500 per satu liter, susu yang sudah
menjadi tahu dijual seharga Rp 5.000. Namun karena susu ini langka (hanya ada
jika sapi betina melahirkan) maka tahu susu ini hanya disantap sendiri oleh
yang empunya. Namun juga ada yang menjualnya meski sedikit. Tahu susu ini berbeda
dengan tahu susu asal lembang. Kalo tahu susu Lembang (dadih) itu prosesnya ada
penambahan senyawa seperti enzim papain atau yang lain(saya kurang mengerti),
namun kalau tahu susu Boyolali, setelah diperah dari sapi betina yang habis
melahirkan langsung dimasukkan wadah (biasanya plastik) kemudia direbus tanpa
menggunakan senyawa apapun sebagai tambahannya.(wikipedia, 2012)
=
joko =
Tidak ada komentar:
Posting Komentar