Senin, 07 Oktober 2013

bismillah

5-06-2013
Bismillahirokhmanirrokhim....
Satu kata itu yang aku ucap ketika ku memulai membuka buku catatan lamaku. Buku catatan dari semester 1 hingga semester 7. Ya, tentu saja aku akan memulai membaca dan mempelajarinya kembali. Lembar demi lembar ku buka dan kubaca, namun tiada yang bisa kupahami. Hati dan pikiran selalu tergoda untuk menonton televisi dan bermain komputer jinjing yang berada dikamar nomor 19. Tentu saja itu adalah kamar kost ku yang aku tempatin hampir 6 bulan terakhir ini. Semenjak aku mulai kuliah di Teknik Kimia Undip agustus 2009 lalu, aku menyewa sebuah kamar kost didekat kampusku. Itu adalah hal tersulit bagiku, karena akan hidup sendirian tanpa orang tua, keluarga dan kawan-kawan lamaku. Namun seiring berjalannya waktu, akupun mulai terbiasa dengan kehidupanku sebagai seorang mahasiswa yang jauh dari orang tua. Aku mulai menemukan satu persatu teman yang akhirnya menjadi sahabat karibku, mulai merasakan kesejukan udara perkuliahan dikampusku, dan segala tetek bengek aktivitas yang kulakoni di kampusku.
Namaku adalah Joko, anak ketiga dari tiga bersaudara, anak laki-laki satu-satunya yang dimiliki sepasang suami istri yang menjadi orang tuaku bidadari surgaku. Mereka adalah Jarwo dan Parti. Sedangkan kakakku yang pertama adalah mb Sri dan Kedua Mb Atin. Kedua kakakku itu telah menikah dan tinggal bersama suaminya, dan telah memiliki satu anak. Kini dirumah yang besar namun sederhana ini aku hanya tinggal bertiga bersama bapak dan ibu ku. Dan setelah aku keterima kuliah di Undip, mereka hanya tinggal berdua dirumah itu. Sedih rasanya ketika melihat mereka hanya berdua, namun aku harus belajar demi mencapai cita-citaku untuk bisa membahagiakan mereka.


Waktu berlalu begitu saja, kini aku sudah memasuki semester III. Hari ini tepatnya dibulan januari 2011 aku akan menghadapi test seleksi menjadi asisten laboratorium dasar teknik kimia II. Tentu saja aku berusaha dan belajar keras untuk mendapatkan posisi ini. Namun entah mengapa aku pasrah begitu saja ketika melihat pesaingku adalah teman-temanku yang aku tahu mereka lebih pintar dan lebih tahu dari pada aku. Test demi test aku lalui tanpa ada halangan yang berarti. Hari pengumuman pun tiba, aku selalu gelisah dan cemas akan datangnya hari ini. Aku merasa sangat tidak percaya diri dengan usaha yang telah kukerahkan sewaktu test berlangsung. Hari pun menjelang sore dan pengumuman pun tak kunjung dipasang dipapan mading pengumuman. Kami yang telah menunggu dengan kecemasan ini begitu pasrah dan kecewa karena pengumuman yang dijanjikan akan diumumkan hari ini tak kunjung diumumkan.
Aku bersama teman karibku pun pulang dengan naik motor Mega Pro kesayanganku yang biasa kupanggil Herbie. Tak lama aku sampai dikost, telepon genggamku pun berdering dan tanpa basa-basi akupun langsung membuka pesan singkat yang masuk di Hp ku. Alangkah terkejutnya aku bahwa pesan tersebut berasal dari kakak tingkatku yang mengumumkan bahwa aku keterima menjadi asisten. Namun aku tidak percaya begitu saja, aku kemudian menelepon nomor yang mengirim pesan singkat itu kepadaku. Hatiku semakin tak terkira bahagianya bahwa memang benar aku menjadi salah satu yang terpilih menjadi asisten.
Bulan april 2011 aku mulai memasuki era baru, yaitu selain menjadi mahasiswa akupun juga telah menjabat sebagai asisten laboratorium. Hari pertama yang aku ingat ketika memberi pretest (istilah penjelasan materi kepada praktikan) aku begitu gemetar dan berkeringat. Kadang akupun masih takut menatap wajah para praktikan dihadapanku yang seakan banyak pertanyaan yang akan diluncurkan kepadaku. Ya itulah salah satu hal (pengalaman) terhebat dalam hidupku.
Hari demi hari kulalui, aku semakin beranjak dewasa. Tepat 12 juli 2011 aku telah berusia berkepala dua. Tak kuduga dan tak kusangka-sangka ketika aku belajar bersama teman-temanku di kontrakan salah seorang temanku, aku mendapatkan sebuah kejutan ulang tahun dari mereka. Aku sngat bahagia begitupula terharu, karena mereka perhatian dan peduli padaku. Mereka adalah sahabat-sahabatku yang amat baik kepadaku. Kami saling mengingatkan satu sama lain ketika berbuat kesalahan. Bahkan satu hal yang paling aku ingat adalah ketika kami berusaha membuat siasat agar dua diantara teman kami yang sedang bertengkar sekian lama bisa kembali menjalin pertemanan mereka, meskipun itu gagal tapi kami tetap berusaha karena kami tidak ingin bermusuhan satu sama lain.
Kini akupun telah menjadi senior dikampusku, ditakuti mahasiswa baru? tentu saja. Hal itu telah menjadi adat yang mungkin tidak akan terlepas sampai kapanpun. Dikampus aku juga telah memiliki seorang kekasih yang notabene adalah adik tingkatku (junior dikampusku). Tentu saja dia cantik, baik dan menarik bagiku. Dia selalu mengingatkanku ketika aku salah, selalu menyayangiku, selalu memotivasiku dan selalu mengingatkanku untuk selalu sholat dan berdoa.
Hari-hari menjelang aku ujian komprehensif (ujian akhir untuk penentuan lulus menjadi seorang sarjana) aku selalu gelisah, belajarpun juga tak tenang. Setiap memulai membuka buku catatan lamaku aku selalu terbisiki untuk memonton televisi atau bermain laptop. Hingga akhirnya akupun pergi kekampus agar bisa konsentrasi belajar. Selain itu agar supaya bisa belajar bareng teman-temanku. Aku selalu gelisah manakala tidak bisa menjawab setiap pertanyaan pada lembar jawab yang disediakan. Setiap malam pun aku berdoa kepada Sang Pencipta Allah SWT, dan tentu saja meminta doa restu dari kedua bidadari surga ku (orang tuaku).
5-06-2013, hari ini tepatnya jam 9 pagi aku mulai mengerjakan ujian, soal demi soal bisa kujawab dengan pasti, dengan penuh keyakinan dalam hati aku berkata “YEAH!! AKU BISA!!”. Seusai ujian aku pulang kekost dan beristirahat sejenak dikamar kostku sebelum aku bekerja memberi les private kepada seorang anak SD. Yah sehari hari aku juga mencari uang saku tambahan dengan memberi les privat kepada siswa yang membutuhkan pengetahuan dan ilmuku. Berkat aku bekerja ini, setiap keluarga yang aku temuin adalah keluarga yang sangat baik dan ramah terhadapku. Bahkan terakhir aku ngelesin, tepatnya dikeluarga ibu Ida. Mereka sangat baik dan peduli sama aku. Aku selalu dianggap anak oleh mereka dan anak yang aku lesin juga menganggap aku adalah kakaknya sendiri. Aku sangat bahagia dan senang sekali bisa menemukan keluarga kedua yang juga begitu peduli dan perhatian terhadapku. Ketika aku ngelesin seusai ujian komprehensif tentunya, aku medapat pesan singkat memalui Whatsapp di HP ku. Pesan tersebut berisi bahwa semua mahasiswa yang melaksanakan ujian komprehensif pagi ini dinyatakan lulus. Betapa senang dan alangkah bahagianya hatiku membaca berita itu. Seketika itu pun aku bersujud syukur dan menghubungi orang tuaku. Mereka senang sekali bahwa anak bungsunya telah menjadi sarjana, dengan suara menahan tangis ibuku dan ayahku mengucap syukur yang dalam kepada sang pencipta. Terimakasih ya Allah engkau telah memberikan nikmatmu yang begitu besar bagi keluarga kami, engkau telah melancarkan anak kami dalam urusan pendidikannya. Bimbinglah terus dia ya Allah agar selalu menjadi anak yang soleh dan bisa kami banggakan. Amin....
Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang engkau dustakan??
Itulah sepenggal kisah hidupku kawan, marilah kita terus bermimpi, berusaha dan berdoa bersama untuk menggapai semua impian kita.... bismillah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar