5-06-2013
Bismillahirokhmanirrokhim....
Satu kata itu yang aku ucap ketika ku memulai membuka buku catatan
lamaku. Buku catatan dari semester 1 hingga semester 7. Ya, tentu saja aku akan
memulai membaca dan mempelajarinya kembali. Lembar demi lembar ku buka dan
kubaca, namun tiada yang bisa kupahami. Hati dan pikiran selalu tergoda untuk
menonton televisi dan bermain komputer jinjing yang berada dikamar nomor 19.
Tentu saja itu adalah kamar kost ku yang aku tempatin hampir 6 bulan terakhir
ini. Semenjak aku mulai kuliah di Teknik Kimia Undip agustus 2009 lalu, aku
menyewa sebuah kamar kost didekat kampusku. Itu adalah hal tersulit bagiku,
karena akan hidup sendirian tanpa orang tua, keluarga dan kawan-kawan lamaku.
Namun seiring berjalannya waktu, akupun mulai terbiasa dengan kehidupanku
sebagai seorang mahasiswa yang jauh dari orang tua. Aku mulai menemukan satu
persatu teman yang akhirnya menjadi sahabat karibku, mulai merasakan kesejukan
udara perkuliahan dikampusku, dan segala tetek bengek aktivitas yang kulakoni
di kampusku.
Namaku adalah Joko, anak ketiga dari tiga bersaudara, anak
laki-laki satu-satunya yang dimiliki sepasang suami istri yang menjadi orang
tuaku bidadari surgaku. Mereka adalah Jarwo dan Parti. Sedangkan kakakku yang
pertama adalah mb Sri dan Kedua Mb Atin. Kedua kakakku itu telah menikah dan
tinggal bersama suaminya, dan telah memiliki satu anak. Kini dirumah yang besar
namun sederhana ini aku hanya tinggal bertiga bersama bapak dan ibu ku. Dan
setelah aku keterima kuliah di Undip, mereka hanya tinggal berdua dirumah itu.
Sedih rasanya ketika melihat mereka hanya berdua, namun aku harus belajar demi
mencapai cita-citaku untuk bisa membahagiakan mereka.
Waktu berlalu begitu saja, kini aku sudah memasuki semester III.
Hari ini tepatnya dibulan januari 2011 aku akan menghadapi test seleksi menjadi
asisten laboratorium dasar teknik kimia II. Tentu saja aku berusaha dan belajar
keras untuk mendapatkan posisi ini. Namun entah mengapa aku pasrah begitu saja
ketika melihat pesaingku adalah teman-temanku yang aku tahu mereka lebih pintar
dan lebih tahu dari pada aku. Test demi test aku lalui tanpa ada halangan yang
berarti. Hari pengumuman pun tiba, aku selalu gelisah dan cemas akan datangnya
hari ini. Aku merasa sangat tidak percaya diri dengan usaha yang telah
kukerahkan sewaktu test berlangsung. Hari pun menjelang sore dan pengumuman pun
tak kunjung dipasang dipapan mading pengumuman. Kami yang telah menunggu dengan
kecemasan ini begitu pasrah dan kecewa karena pengumuman yang dijanjikan akan
diumumkan hari ini tak kunjung diumumkan.
Aku bersama teman karibku pun pulang dengan naik motor Mega Pro
kesayanganku yang biasa kupanggil Herbie. Tak lama aku sampai dikost, telepon
genggamku pun berdering dan tanpa basa-basi akupun langsung membuka pesan
singkat yang masuk di Hp ku. Alangkah terkejutnya aku bahwa pesan tersebut
berasal dari kakak tingkatku yang mengumumkan bahwa aku keterima menjadi
asisten. Namun aku tidak percaya begitu saja, aku kemudian menelepon nomor yang
mengirim pesan singkat itu kepadaku. Hatiku semakin tak terkira bahagianya
bahwa memang benar aku menjadi salah satu yang terpilih menjadi asisten.
Bulan april 2011 aku mulai memasuki era baru, yaitu selain menjadi
mahasiswa akupun juga telah menjabat sebagai asisten laboratorium. Hari pertama
yang aku ingat ketika memberi pretest (istilah penjelasan materi kepada
praktikan) aku begitu gemetar dan berkeringat. Kadang akupun masih takut
menatap wajah para praktikan dihadapanku yang seakan banyak pertanyaan yang
akan diluncurkan kepadaku. Ya itulah salah satu hal (pengalaman) terhebat dalam
hidupku.
Hari demi hari kulalui, aku semakin beranjak dewasa. Tepat 12 juli
2011 aku telah berusia berkepala dua. Tak kuduga dan tak kusangka-sangka ketika
aku belajar bersama teman-temanku di kontrakan salah seorang temanku, aku
mendapatkan sebuah kejutan ulang tahun dari mereka. Aku sngat bahagia
begitupula terharu, karena mereka perhatian dan peduli padaku. Mereka adalah
sahabat-sahabatku yang amat baik kepadaku. Kami saling mengingatkan satu sama
lain ketika berbuat kesalahan. Bahkan satu hal yang paling aku ingat adalah
ketika kami berusaha membuat siasat agar dua diantara teman kami yang sedang
bertengkar sekian lama bisa kembali menjalin pertemanan mereka, meskipun itu
gagal tapi kami tetap berusaha karena kami tidak ingin bermusuhan satu sama
lain.
Kini akupun telah menjadi senior dikampusku, ditakuti mahasiswa
baru? tentu saja. Hal itu telah menjadi adat yang mungkin tidak akan terlepas
sampai kapanpun. Dikampus aku juga telah memiliki seorang kekasih yang notabene
adalah adik tingkatku (junior dikampusku). Tentu saja dia cantik, baik dan
menarik bagiku. Dia selalu mengingatkanku ketika aku salah, selalu
menyayangiku, selalu memotivasiku dan selalu mengingatkanku untuk selalu sholat
dan berdoa.
Hari-hari menjelang aku ujian komprehensif (ujian akhir untuk
penentuan lulus menjadi seorang sarjana) aku selalu gelisah, belajarpun juga
tak tenang. Setiap memulai membuka buku catatan lamaku aku selalu terbisiki
untuk memonton televisi atau bermain laptop. Hingga akhirnya akupun pergi
kekampus agar bisa konsentrasi belajar. Selain itu agar supaya bisa belajar
bareng teman-temanku. Aku selalu gelisah manakala tidak bisa menjawab setiap
pertanyaan pada lembar jawab yang disediakan. Setiap malam pun aku berdoa
kepada Sang Pencipta Allah SWT, dan tentu saja meminta doa restu dari kedua
bidadari surga ku (orang tuaku).
5-06-2013, hari ini tepatnya jam 9 pagi aku mulai mengerjakan
ujian, soal demi soal bisa kujawab dengan pasti, dengan penuh keyakinan dalam
hati aku berkata “YEAH!! AKU BISA!!”. Seusai ujian aku pulang kekost dan
beristirahat sejenak dikamar kostku sebelum aku bekerja memberi les private
kepada seorang anak SD. Yah sehari hari aku juga mencari uang saku tambahan
dengan memberi les privat kepada siswa yang membutuhkan pengetahuan dan ilmuku.
Berkat aku bekerja ini, setiap keluarga yang aku temuin adalah keluarga yang
sangat baik dan ramah terhadapku. Bahkan terakhir aku ngelesin, tepatnya
dikeluarga ibu Ida. Mereka sangat baik dan peduli sama aku. Aku selalu dianggap
anak oleh mereka dan anak yang aku lesin juga menganggap aku adalah kakaknya
sendiri. Aku sangat bahagia dan senang sekali bisa menemukan keluarga kedua
yang juga begitu peduli dan perhatian terhadapku. Ketika aku ngelesin seusai
ujian komprehensif tentunya, aku medapat pesan singkat memalui Whatsapp di HP
ku. Pesan tersebut berisi bahwa semua mahasiswa yang melaksanakan ujian
komprehensif pagi ini dinyatakan lulus. Betapa senang dan alangkah bahagianya
hatiku membaca berita itu. Seketika itu pun aku bersujud syukur dan menghubungi
orang tuaku. Mereka senang sekali bahwa anak bungsunya telah menjadi sarjana,
dengan suara menahan tangis ibuku dan ayahku mengucap syukur yang dalam kepada
sang pencipta. Terimakasih ya Allah engkau telah memberikan nikmatmu yang
begitu besar bagi keluarga kami, engkau telah melancarkan anak kami dalam
urusan pendidikannya. Bimbinglah terus dia ya Allah agar selalu menjadi anak
yang soleh dan bisa kami banggakan. Amin....
Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang engkau dustakan??
Itulah sepenggal kisah hidupku kawan, marilah kita terus bermimpi,
berusaha dan berdoa bersama untuk menggapai semua impian kita.... bismillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar