Selasa, 15 Oktober 2013

Kuliah Lagi atau Kerja?


Tiga hari setelah aku dinyatakan lulus, aku pulang kerumahku dengan membawa gelar sarjana. Ya, aku tidak langsung pulang kerumah setelah dinyatakan lulus, karena harus mengurus berkas-berkas yang harus dilengkapi untuk mendapatkan surat keterangan lulus. Ketika sampai rumah, keluarga ku telah menungguku diruang keluarga yang berada tepat ditengah-tengah rumahku yang berhiaskan tv 14 inch, ranjang dari anyaman bambu, dan karpet hijau yang membentang dilantai ruangan itu. Ternyata orang tuaku mengundang seluruh keluarga besarku untuk menyambut ku. Semua kakakku, ponakan, pakdhe, budhe, om, tante, satu-satunya nenekku dan sepupu-sepupu ku semua ada disitu, meski ada satu dua orang yang tak bisa hadir. Ketika kami berkumpul, ibu dan bapakku memulai pembicaraan seperti memberikan sambutan-sambutan dan ucapan terimakasih. Aku sangat terharu ketika ayah dan ibuku mengucapkan selamat kepadaku, ketika semua keluargaku menyempatkan waktunya hanya untuk merayakan kelulusanku. Senang sekali rasanya ketika baru menyadari bahwa mereka sangat menyayangi ku.
Selama kuliah 3 tahun 9 bulan di Undip Semarang aku akui keluargaku memang jarang menghubungiku, entah sekadar menanyakan kabar ku, kesehatanku dan apapun itu. Memang aku terkadang sangat merasa iri hati sama teman-temanku ketika mereka selalu ditelpon orang tuanya, bercandaan lewat telepon. Sering kali aku merasa kenapa keluargaku tidak pernah memperhatikanku, tak menyayangiku. Namun lagi-lagi anggapan aku itu salah besar, mereka tidak jarang menghubungi karena mereka mau aku konsentrasi dengan belajarku, tidak terganggu dengan kondisi dirumah. Karena mereka memang tau watakku yang sangat khawatiran dan tidak bisa berdiam diri ketika ada salah satu orang terdekatku mengalami masalah. Dan kini anggapan ku itu lagi-lagi ditepis dengan kehadiran dan penyambutan dihari kelulusanku.
Dihari berkumpulnya keluargaku, tante ku menanyakan “ kamu mau kuliah lagi apa mau kerja dulu le?” (le adalah panggilan anak lelaki di jawa) ucapnya dengan nada yang lembut. “ wah tan aku mau kerja aja, udah bosan dengan materi pelajaran,hehe” jawabku spontan sambil meringis. Hari itu pun berlalu, namun pertanyaan yang sama terlontar kembali, bukan dari tanteku, namun dari bapak dan ibuku yang saat itu kami sedang ngobrol-ngobrol ringan sambil menonton televisi. “Le, kamu mau kuliah lagi apa mau kerja dulu? Kalo mau kuliah lagi mumpung bapak dan ibumu masih sanggup buat biayaain kamu”. Ucap ayahku kepada anak bungsunya ini. Aku tidak langsung menjawab begitu saja, aku termenung sejenak sambil menoleh ke ibuku. “lah terserah kamu to le, kan kamu yang bakal menjalani, ibu dan bapak cuma bisa dukung kamu aja” ucap ibuku yang langsung mengerti maksudku menoleh kepada beliau. Aku kembali termenung, aku belum bisa menjawab pertanyaan itu dengan pasti. Kemudian obrolan itu dilanjutkan lagi dengan obrolan-obrolan kecil seperti kebiasaan kami bertiga dirumah. Dirumah kami memang hanya tinggal bertiga, kedua kakakku telah menikah dan nenek dan kakek yang dulu tinggal dirumah itu telah ditempat yang indah yang bisa memperhatikan cucunya dari atas sana.
Hari demi hari aku selalu memikirkannya, sampai aku kembali kekampus untuk mengurus segala tetek bengek administrasi kampus pun masih terpikirkan dengan pertanyaan itu. Aku tak henti berdoa dan minta petunjuk dari Sang pencipta Allah SWT. Akhirnya akupun mencoba ikut teman-temanku melamar pekerjaan yang saat itu test nya diadakan dikampus kami. Tidak hanya satu tapi beberapa perusahaan telah aku masukkan lamaranku. Hari demi hari aku mulai menyukai aktivitas ini. Kemudian disaat aku pulang kembali kerumah aku dengan percaya diri bilang ke orang tuaku aku ingin kerja, dan saat ini aku telah dipanggil untuk interview dengan user dan direksi disebuah perusahaan di Bandung. Orang tuaku sangat setuju dan mendukungku, tanpa ragu-ragu bapakku pun langsung memberikanku uang untuk membeli tiket kereta api. Aku semakin semangat dan berjuang agar orang tuaku bisa tersenyum karena aku bisa meraih sesuatu.
Satu hari sebelum interview aku berangkat ke Bandung dengan ditemani sahabatku Sasongko dari fakultas ekonomi Undip. Kami berdua berangkat naik travel, ya karena aku telah kehabisan tiket kereta api. Kami sampai di Bandung tengah malam, langsung kami di berhentikan disuatu hotel dekat dengan perusahaan itu. Kami berdua sama-sama tidak tahu daerah itu. Kami pun harus bertanya-tanya kepada setiap orang yang kami jumpai untuk menunjukkan arah yang kami tuju. Aku sangat gugup namun bersemangat, karena ini pengalaman pertamaku wawancara kerja. Sesampainya diperusahaan, seakan rasa semangat yang tadinya menggelegar hilang begitu saja, rasa guguppun juga sirna begitu saja. Yang ada hanyalah rasa ingin cepat menyelesaikan ini dan terus pulang kembali kerumah. Perasaan itu muncul karena perusahaan yang aku tuju tidak sesuai dengan ekspektasiku. Dalam sesi wawancara aku tetap memberikan yang terbaik meski dalam hati tidak menaruh harapan bisa diterima diperusahaan itu. Semua itu kulakukan karena orang tuaku telah susah payah memberikanku uang hanya untuk pergi mengikuti wawancara itu.
Akhirnya hari demi hari pun berlalu, perusahaan itu tak juga menghubungiku. Yah pasti aku ditolak! Dalam hatiku berkata. Semakin aku tertantang untu melamar pekerjaan, bahkan didalam laptopku telah terkumpul lamaran sebanyak 22 berkas lamaran untuk perusahaan yang berbeda-beda. Hari demi hari aku isi dengan lamar sini lamar situ, tak jarang pula aku harus wawancara keluar kota, misalnya Bekasi, Jogjakarta, Surakarta, dan Jakarta. Tak jarang juga aku gagal test dan ditolak. Namun aku tak patas semangat hanya karena itu, aku harus mempertanggungjawabkan pilihanku untuk bekerja. Disuatu sore ketika aku sedang asyik ngobrol dengan sahabatku dikamar kostku, aku ditelepon oleh sebuah perusahaan kertas di Serang Banten. Bahwa aku keterima disana dan diminta menandatangain kontrak kerja kekantor pusat di Tangerang. Mendengar berita itu tentu saja aku kegirangan, sahabatku pun ikut  bahagia. Aku tak langsung meng-iyakan tawaran itu, tentu saja aku harus minta persetujuan orang tuaku. Karena tanpa restu dari mereka aku tak akan melakukannya. Tak lupa juga aku solat Istigharah untuk minta petunjuk dari Allah SWT.
Hari untuk konfirmasi keperusahaan pun makin dekat, orang tua mendukung apapun keputusan yang aku ambil. Namun beliau selalu berpesan, aku harus hati-hati dan memikirkan matang-matang apapun yang aku ambil. Diwaktu yang bersamaan aku juga sedang menunggu konfirmasi dari perusahaan yang lain. Karena tak kunjung ada konfirmasi, akupun meng-iyakan tawaran kerja di Serang. Tentunya dengan dukungan dari orang tua dan kemantapan hati setelah solat istigharah. Namun rasa sedih pun menghampiri dalam dada, karena harus melewati bulan puasa ditempat kerja. Ya...setiap keputusan pasti ada resikonya, aku yakin bisa karena keluargaku nggak pernah meninggalkanku. Meskipun berada jauh disana, aku selalu merasa dekat karena mereka selalu dalam hatiku, selalu mengkhawatirkan keadaanku, dan sesekali meneleponku untuk berbicang-bincang denganku.
Keluargaku adalah hartaku paling berharga, tak akan tergantikan oleh siapapun, aku sangat menyayangi dan mencintai mereka.

Ingat... Allah selalu mempunyai rencana yang indah dibalik cobaan yang diberikan kepada kita. Allah memang tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan, tetapi Dia selalu memberikan apa yang kita butuhkan.

Senin, 07 Oktober 2013

bismillah

5-06-2013
Bismillahirokhmanirrokhim....
Satu kata itu yang aku ucap ketika ku memulai membuka buku catatan lamaku. Buku catatan dari semester 1 hingga semester 7. Ya, tentu saja aku akan memulai membaca dan mempelajarinya kembali. Lembar demi lembar ku buka dan kubaca, namun tiada yang bisa kupahami. Hati dan pikiran selalu tergoda untuk menonton televisi dan bermain komputer jinjing yang berada dikamar nomor 19. Tentu saja itu adalah kamar kost ku yang aku tempatin hampir 6 bulan terakhir ini. Semenjak aku mulai kuliah di Teknik Kimia Undip agustus 2009 lalu, aku menyewa sebuah kamar kost didekat kampusku. Itu adalah hal tersulit bagiku, karena akan hidup sendirian tanpa orang tua, keluarga dan kawan-kawan lamaku. Namun seiring berjalannya waktu, akupun mulai terbiasa dengan kehidupanku sebagai seorang mahasiswa yang jauh dari orang tua. Aku mulai menemukan satu persatu teman yang akhirnya menjadi sahabat karibku, mulai merasakan kesejukan udara perkuliahan dikampusku, dan segala tetek bengek aktivitas yang kulakoni di kampusku.
Namaku adalah Joko, anak ketiga dari tiga bersaudara, anak laki-laki satu-satunya yang dimiliki sepasang suami istri yang menjadi orang tuaku bidadari surgaku. Mereka adalah Jarwo dan Parti. Sedangkan kakakku yang pertama adalah mb Sri dan Kedua Mb Atin. Kedua kakakku itu telah menikah dan tinggal bersama suaminya, dan telah memiliki satu anak. Kini dirumah yang besar namun sederhana ini aku hanya tinggal bertiga bersama bapak dan ibu ku. Dan setelah aku keterima kuliah di Undip, mereka hanya tinggal berdua dirumah itu. Sedih rasanya ketika melihat mereka hanya berdua, namun aku harus belajar demi mencapai cita-citaku untuk bisa membahagiakan mereka.


Waktu berlalu begitu saja, kini aku sudah memasuki semester III. Hari ini tepatnya dibulan januari 2011 aku akan menghadapi test seleksi menjadi asisten laboratorium dasar teknik kimia II. Tentu saja aku berusaha dan belajar keras untuk mendapatkan posisi ini. Namun entah mengapa aku pasrah begitu saja ketika melihat pesaingku adalah teman-temanku yang aku tahu mereka lebih pintar dan lebih tahu dari pada aku. Test demi test aku lalui tanpa ada halangan yang berarti. Hari pengumuman pun tiba, aku selalu gelisah dan cemas akan datangnya hari ini. Aku merasa sangat tidak percaya diri dengan usaha yang telah kukerahkan sewaktu test berlangsung. Hari pun menjelang sore dan pengumuman pun tak kunjung dipasang dipapan mading pengumuman. Kami yang telah menunggu dengan kecemasan ini begitu pasrah dan kecewa karena pengumuman yang dijanjikan akan diumumkan hari ini tak kunjung diumumkan.
Aku bersama teman karibku pun pulang dengan naik motor Mega Pro kesayanganku yang biasa kupanggil Herbie. Tak lama aku sampai dikost, telepon genggamku pun berdering dan tanpa basa-basi akupun langsung membuka pesan singkat yang masuk di Hp ku. Alangkah terkejutnya aku bahwa pesan tersebut berasal dari kakak tingkatku yang mengumumkan bahwa aku keterima menjadi asisten. Namun aku tidak percaya begitu saja, aku kemudian menelepon nomor yang mengirim pesan singkat itu kepadaku. Hatiku semakin tak terkira bahagianya bahwa memang benar aku menjadi salah satu yang terpilih menjadi asisten.
Bulan april 2011 aku mulai memasuki era baru, yaitu selain menjadi mahasiswa akupun juga telah menjabat sebagai asisten laboratorium. Hari pertama yang aku ingat ketika memberi pretest (istilah penjelasan materi kepada praktikan) aku begitu gemetar dan berkeringat. Kadang akupun masih takut menatap wajah para praktikan dihadapanku yang seakan banyak pertanyaan yang akan diluncurkan kepadaku. Ya itulah salah satu hal (pengalaman) terhebat dalam hidupku.
Hari demi hari kulalui, aku semakin beranjak dewasa. Tepat 12 juli 2011 aku telah berusia berkepala dua. Tak kuduga dan tak kusangka-sangka ketika aku belajar bersama teman-temanku di kontrakan salah seorang temanku, aku mendapatkan sebuah kejutan ulang tahun dari mereka. Aku sngat bahagia begitupula terharu, karena mereka perhatian dan peduli padaku. Mereka adalah sahabat-sahabatku yang amat baik kepadaku. Kami saling mengingatkan satu sama lain ketika berbuat kesalahan. Bahkan satu hal yang paling aku ingat adalah ketika kami berusaha membuat siasat agar dua diantara teman kami yang sedang bertengkar sekian lama bisa kembali menjalin pertemanan mereka, meskipun itu gagal tapi kami tetap berusaha karena kami tidak ingin bermusuhan satu sama lain.
Kini akupun telah menjadi senior dikampusku, ditakuti mahasiswa baru? tentu saja. Hal itu telah menjadi adat yang mungkin tidak akan terlepas sampai kapanpun. Dikampus aku juga telah memiliki seorang kekasih yang notabene adalah adik tingkatku (junior dikampusku). Tentu saja dia cantik, baik dan menarik bagiku. Dia selalu mengingatkanku ketika aku salah, selalu menyayangiku, selalu memotivasiku dan selalu mengingatkanku untuk selalu sholat dan berdoa.
Hari-hari menjelang aku ujian komprehensif (ujian akhir untuk penentuan lulus menjadi seorang sarjana) aku selalu gelisah, belajarpun juga tak tenang. Setiap memulai membuka buku catatan lamaku aku selalu terbisiki untuk memonton televisi atau bermain laptop. Hingga akhirnya akupun pergi kekampus agar bisa konsentrasi belajar. Selain itu agar supaya bisa belajar bareng teman-temanku. Aku selalu gelisah manakala tidak bisa menjawab setiap pertanyaan pada lembar jawab yang disediakan. Setiap malam pun aku berdoa kepada Sang Pencipta Allah SWT, dan tentu saja meminta doa restu dari kedua bidadari surga ku (orang tuaku).
5-06-2013, hari ini tepatnya jam 9 pagi aku mulai mengerjakan ujian, soal demi soal bisa kujawab dengan pasti, dengan penuh keyakinan dalam hati aku berkata “YEAH!! AKU BISA!!”. Seusai ujian aku pulang kekost dan beristirahat sejenak dikamar kostku sebelum aku bekerja memberi les private kepada seorang anak SD. Yah sehari hari aku juga mencari uang saku tambahan dengan memberi les privat kepada siswa yang membutuhkan pengetahuan dan ilmuku. Berkat aku bekerja ini, setiap keluarga yang aku temuin adalah keluarga yang sangat baik dan ramah terhadapku. Bahkan terakhir aku ngelesin, tepatnya dikeluarga ibu Ida. Mereka sangat baik dan peduli sama aku. Aku selalu dianggap anak oleh mereka dan anak yang aku lesin juga menganggap aku adalah kakaknya sendiri. Aku sangat bahagia dan senang sekali bisa menemukan keluarga kedua yang juga begitu peduli dan perhatian terhadapku. Ketika aku ngelesin seusai ujian komprehensif tentunya, aku medapat pesan singkat memalui Whatsapp di HP ku. Pesan tersebut berisi bahwa semua mahasiswa yang melaksanakan ujian komprehensif pagi ini dinyatakan lulus. Betapa senang dan alangkah bahagianya hatiku membaca berita itu. Seketika itu pun aku bersujud syukur dan menghubungi orang tuaku. Mereka senang sekali bahwa anak bungsunya telah menjadi sarjana, dengan suara menahan tangis ibuku dan ayahku mengucap syukur yang dalam kepada sang pencipta. Terimakasih ya Allah engkau telah memberikan nikmatmu yang begitu besar bagi keluarga kami, engkau telah melancarkan anak kami dalam urusan pendidikannya. Bimbinglah terus dia ya Allah agar selalu menjadi anak yang soleh dan bisa kami banggakan. Amin....
Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang engkau dustakan??
Itulah sepenggal kisah hidupku kawan, marilah kita terus bermimpi, berusaha dan berdoa bersama untuk menggapai semua impian kita.... bismillah


Kamis, 15 November 2012

Boyolali Tersenyum


BOYOLALI TERSENYUM
(16 November 2012)

1.      Sejarah Kota Boyolali
Dalam Menurut legenda nama BOYOLALI berhubungan dengan ceritera Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang pada abad XVI). Alkisah, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam. Dalam perjalanannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemui rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan cukup jauh meninggalkan anak dan istri. Ketika berada di sebuah hutan belantara beliau dirampok oleh tiga orang yang mengira beliau membawa harta benda ternyata dugaan itu keliru maka tempat inilah sekarang dikenal dengan nama SALATIGA.
Perjalanan diteruskan hingga sampailah disuatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel dan tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Dalam menempuh perjalanan yang jauh ini, Ki Ageng Pandan Arang semakin jauh meninggalkan anak dan istri. Sambil menunggu mereka, Ki Ageng Beristirahat di sebuah Batu Besar yang berada di tengah sungai. Dalam istirahatnya Ki Ageng Berucap “ BAYAWIS LALI WONG IKI” yang dalam bahasa Indonesia artinya “Sudah lupakah orang ini”.Dari kata Baya Wis Lali/ maka jadilah nama BOYOLALI.
Batu besar yang berada di Kali Pepe yang membelah kota Boyolali mungkinkah ini tempat beristirahat Ki Ageng Pandan Arang? Mungkin, namun tak ada yang bisa menjawab dan sampai sekarang pun belum pernah ada penelitian tentang keberadaan batu ini. Demikian juga sebuah batu yang cukup besar yang berada di depan Pasar Sunggingan Boyolali, konon menurut masyarakat setempat batu ini dulu adalah tempat untuk beristirahat Nyi Ageng Pandan Arang. Dalam istirahatnya Nyi Ageng mengetuk-ngetukan tongkatnya di batu ini dan batu ini menjadi berlekuk-lekuk mirip sebuah dakon (mainan anak-anak tempo dulu). Karena batu ini mirip dakon, masyarakat disekitar Pasar Sunggingan menyebutnya Mbah Dakon dan hingga sekarang batu ini dikeramatkan oleh penduduk dan merekapun tak ada yang berani mengusiknya.
Penetapan Hari Jadi Kabupaten Boyolali tidaklah mudah. Untuk menetapkan hari jadi yang selalu diperingati setiap tanggal 5 pada bulan Juni memakan waktu yang cukup lama dan perlu penelusuran sejarah yang panjang. Penetapan Hari Jadi Kabupaten Boyolali sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Lembaga Penelitian Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Penelitian ini didasarkan atas Surat Perjanjian Kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali dengan dengan Lembaga Penelitian UNS pada 11 September 1981. Setelah melakukan penelusuran sejarah, selanjutnya pada 23 Pebruari 1982 di Gedung DPRD Kabupaten Boyolali diselenggarakan seminar tentang SEJARAH HARI JADI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOYOLALI. Dalam seminar ini telah disimpulkan tanggal 5 Juni 1847 merupakan Hari Jadi Kabupaten Boyolali. Selanjutnya melalui Rapat Paripurna DPRD pada tanggal 13 Maret1982 telah ditetapkan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 1982 tentang Sejarah dan Hari Jadi Kabupaten Boyolali. Perda tersebut telah diundangkan melalui Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali pada tanggal 22 Maret 1982 Nomor 5 Tahun 1982 Seri D Nomor 3. (Nova, 2010)
2.      Letak Kota Boyolali
Kabupaten Boyolali membentang barat-timur sepanjang 48 km, dan utara-selatan 54 km. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah dan dataran bergelombang dengan perbukitan yang tidak begitu terjal. Menurut ketinggian, wilayah Kabupaten Boyolali dikelompokkan sebagai berikut:
Dataran Tinggi di Barat
Bagian barat merupakan daerah pegunungan, dengan puncaknya Gunung Merapi (2.911 m) dan Gunung Merbabu (3.141 m), keduanya adalah gunung berapi aktif (namun sekarang gunung merbabu ini tidak lagi aktif). Daerah dengan ketinggian sekitar 700-3.000 m dpl ini meliputi empat kecamatan, yaitu Ampel, Cepogo, Musuk, dan Selo, dan ditandai oleh iklim yang sejuk dan sesuai untuk pertanian, terutama untuk tanaman seperti kol, wortel, bawang merah, tembakau, teh, dan cengkeh. Wilayah ini juga sebagai pusat produksi susu di Boyolali. Dengan tanah vulkanik yang baik dan dekat pusat administrasi kabupaten, wilayah ini memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Pada kedua gunung berapi, budidaya pertanian oleh masyarakat hingga batas sekitar 1600-1800 m di atas permukaan laut dan berakhir di perbatasan hutan nasional yang dilindungi.
Dataran Rendah di Timur
Daerah antara pusat kota Boyolali ke timur menuju arah Kota Surakarta (Solo) sebagian besar datar dan didominasi oleh sawah. Sumber air yang paling alami dan sungai-sungai utama dapat ditemukan di sini. Dengan ketinggian 100-400 m dpl, selain meliputi daerah pusat kota di kecamatan Boyolali dan Mojosongo, daerah ini meliputi tiga kecamatan lainnya, yaitu Teras, Banyudono, dan Sawit. Daerah ini berada di jalur utama Semarang-Solo, dengan pusat-pusat industri berada di jalur utama ini. Di bagian timur daerah ini terdapat Bandara Internasional Adi Sumarmo yang melayani untuk kawasan Solo dan sekitarya, serta asrama haji Donohudan yang digunakan oleh jamaah haji dari Jawa Tengah bagian utara, sebagai akomodasi ketika hendak berangkat ziarah ke Makkah untuk ibadah haji melalui Bandara Internasional Adi Sumarmo, maupun sepulangnya.
Bagian Utara
Wilayah terluas meliputi bagian utara kabupaten, meliputi kecamatan Sambi, Nogosari, Simo, Klego, Andong, Karanggede, Kemusu, Wonosegoro, dan Juwangi. Daerah ini memiliki kepadatan penduduk yang lebih rendah dibandingkan daerah lainnya, dan memiliki hambatan dari kondisi geografis, geologis, dan infrastruktur. Dengan iklim yang relatif kering, walaupun dilalui oleh beberapa sungai utama Boyolali, sebagaian besar daerah ini kurang sesuai untuk budidaya tanaman padi persawahan basah. Dengan kurang adanya dukungan jalan utama di daerah ini, hampir tidak ada industri besar dapat ditemukan. Sumber daya alam yang paling penting adalah budidaya kayu jati dengan adanya hutan jati di daerah utara Boyolali. Pada daerah utara ini juga terletak Waduk Bade di kecamatan Klego, serta ada Waduk Kedungombo yang daerah genangannya meliputi sebagian kecamatan Kemusu dan Juwangi (sedangkan bendungannya termasuk wilayah Sragen) yang digunakan untuk mengairi lahan persawahan seluas 3.536 HA di wilayah utara Jawa Tengah dan dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi dari sektor pariwisata dan perikanan air tawar. Bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan merupakan daerah perbukitan, bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng.(Wikipedia, 2012)
3.      Transportasi
Wilayah Kabupaten Boyolali dilewati jalan negara yang menghubungkan Semarang-Solo. Selain itu juga terdapat jalur alternatif dari Semarang menuju Sragen melalui Karanggede. Rata-rata seluruh pelosok kecamatan di Boyolali sudah mudah dijangkau sarana transportasi. Bandara Internasional Adi Sumarmo pun secara geografis masuk wilayah kabupaten Boyolali. (wikipedia, 2012)
4.      Obyek Wisata Kota Boyolali
a.      Wisata Alam
·      Gunung Merapi dan Merbabu
Boyolali terletak di kaki sebelah timur Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang memiliki pemandangan sangat indah dan mempesona, sayuran hijau yang luas dan berbukit-bukit serta aktivitas Gunung Merapi yang terlihat dengan jelas aliran lahar dan asapnya. Jalur Solo-Boyolali-Cepogo-Selo-Borobudur (SSB) yang melintasi kedua gunung tersebut dipromosikan menjadi jalur wisata menarik yang menjadi pilihan bagi wisatawan baik domestik maupun negara asing dari kota budaya Surakarta menuju Candi Borobudur untuk melintasi Kabupaten Boyolali. Kecamatan Selo dikenal sebagai daerah peristirahatan sementara bagi para pendaki Gunung Merapi dan Merbabu yang mempunyai tempat penjualan cenderamata yang representatif. Kecamatan Cepogo dan Selo merupakan sentra penghasil sayuran hijau yang segar dan murah serta pusat kerajinan tembaga di Boyolali.
·      Taman Air Tlatar
Terletak di Dukuh Tlatar, Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali dengan jarak tempuh dari kota kira-kira 4 km ke arah utara. Nuansa pesona alam terhampar dengan latar belakang budaya desa dan air yang melimpah, aroma kelezatan masakan ikan air tawar yang disajikan baik secara goreng maupun bakar sambil memancing dan duduk santai sungguh merupakan rekreasi menyegarkan di Obyek Wisata Tlatar.
Pemandian ini adalah pemandian untuk keluarga dengan sumber air berasal dari mata air. Ada 2 buah pemandian, yaitu Pemandian Umbul Pengilon dan Pemandian Umbul Asem. Selain itu ada beberapa kolam renang rekreasi, termasuk kolam renang berstandar olimpiade.
Setiap dua hari menjelang bulan Puasa diadakan even Padusan. Upacara Padusan ini juga diselenggarakan di Umbul Pengging dan Pantaran. Acara ini bertujuan untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa.
Fasilitas yang tersedia: rumah makan lesehan, pemancingan, kios cenderamata, kolam renang anak dan dewasa, taman wisata air, lapangan woodball, panggung hiburan setiap menjelang bulan Puasa

·      Pemandian Umbul Pengging

Terletak di Banyudono, merupakan wahana wisata kreasi air. Penging memiliki keunggulan dimana dulunya merupakan tempat mandi keluarga Kasunanan Surakarta (Pemandian Tirto Marto). Sehingga disekitar Pengging ini masih dapat ditemukan bangunan-bangunan bersejarah yang unik milik Kasunanan Surakarta. Juga terdapat makam salah seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro.
·      Air Terjun Kedung Kayang

Objek wisata ini terletak di Desa Klakah yang berjarak 5 kilometer ke arah barat dari Kecamatan Selo. Daerah wisata ini memiliki pemandangan alam berupa air terjun yang terletak di antara 2 kabupaten, yaitu Boyolali dan Magelang. Air Terjun Kedung Kayang yang memiliki ketinggian 30 meter ini masih alami dan belum dieksploitasi besar-besaran, mengingat jalan menuju ke objek wisata tersebut seperti layaknya jalan di daerah perkampungan. Di sekitar objek wisata ini terdapat tanah datar yang cocok untuk area perkemahan. Potensial untuk aktivitas camping, hiking, climbing.
Fasilitas yang tersedia berupa penginapan/ homestay, perkemahan, dan warung. Waktu yang paling ramai dikunjungi adalah hari sabtu-minggu dan hari libur nasional terutama bagi pasangan muda-mudi.
·      Waduk Badhe
Terletak di Desa Bade Kecamatan Klego sekitar 40 km ke arah utara dari Kota Boyolali sebagai sarana irigasi bagi pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar, memiliki pemandangan alam yang mempesona. Failitas yang terdapat disini adalah: rumah makan, wisata air, pemancingan, dan area lomba burung.

·      Waduk Cengklik

Obyek wisata ini terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak ± 20 km, ke arah timur laut Kota Boyolali, Bila dari Bandara Adi Sumarmo ± 1,5 KM (di sebelah barat bandara tepatnya). waduk dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada zaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha, bisa untuk latihan sky air.
Letaknya sangat strategis, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama Haji Donohudan, Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. Fasilitas: wisata air (water resort), pemancingan (fishing area), rumah makan lesehan (floating restaurant).

·      Waduk Kedung Ombo

Obyek wisata ini terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, sekitar ± 50 km ke arah utara Kota Boyolali menjanjikan rekreasi hutan dan air yang menyegarkan serta pemancingan. Fasilitas: bumi perkemahan, hutan wisata, tempat pemancingan, rumah makan apung, wisata air.
b.      Agrowisata

·      Agrowisata Sapi Perah Cepogo

Kabupaten Boyolali terkenal dengan usaha pengembangan sapi perah dan penggemukan sapi. Jarak dari Kabupaten Boyolali adalah 13 km ke arah Barat. Jalan ke Cepogo menanjak karena topografinya merupakan pegunungan. Hal ini menyebabkan iklim yang dingin sehingga memungkinkan pemeliharaan sapi perah. Cepogo ditetapkan menjadi lokasi agrowisata sapi perah.
Jika Anda berkunjung ke Boyolali, sempatkanlah datang ke tempat pemerahan sapi yang terletak di Kecamatan Cepogo. Kondisi kendaraan harus prima karena medan yang menanjak dan jalan yang berkelok-kelok. Anda dapat melihat proses pemerasan susu sapi. Jika ingin mencoba dapat juga berpartisipasi memerah susu sapi dengan tuntunan peternak. Dan yang pasti, Anda dapat meminum susu yang masih segar hasil perasan peternak sapi. Selain di Cepogo, kini juga di kecamatan musuk (sebelah selatan Cepogo) telah berkembang budidaya sapi perah. Kondisi jalan menuju tempat ini pun tidak terlalu menanjak dankondisi  jalan aspal yang baik(sebagian dalam masa perbaikan).

·      Agrowisata Sayur Selo

Terletak di kawasan objek wisata Selo, 25 km ke arah Barat dari Kabupaten Boyolali. Para pengunjung dapat menikmati dan memetik sendiri aneka ragam sayuran, antara lain : wortel, kol, daun adas, dan lain-lain.

·      Agrowisata Padi

Jarak 10 km ke arah Timur Kabupaten Boyolali. Agro wisata padi merupakan wahana yang tepat untuk menumbuh-kembangkan kecintaan generasi muda pada padi. Dengan adanya agro wisata padi, generasi muda akan dapat berinteraksi langsung dengan obyek wisata.

·      Kampung Lele

kampung lele terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit. Kampung lele merupakan usaha kementrian perikanan Indonesia untuk memenuhi target 2015 sebagai penghasil perkanan terbesar. Pembudidayaan ikan lele di Kampung Lele dianggap berhasil memberikan kontribusi bagi ketahanan pangan baik lokal maupun nasional. Bahkan keberhasilan pembudidayaan ikan lele di kampung lele tidak hanya dikenal di skala nasional, melainkan hingga kawasan Asia Tenggara.
Kolam pembesaran ikan lele dapat berupa kolam tanah, kolam semen dan kolam tanah dengan dinding dikelilingi oleh karung berisi tanah yang berfungsi agar dinding kolam tidak longsor. Kolam tanah dan kolam yang terbuat dari semen atau kolam permanen memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kolam tanah dapat membuat daya tahan tubuh kuat, tidak berlemak tetapi mudah mengalami kebocoran karena lele memiliki sifat menggali tanah. Kolam permanen lebih tahan lama untuk penggunaan dalam waktu jangka panjang, tidak mudah bocor dinding-dinding kolam, mudah dalam penanganan dan pembersihan tetapi kolam permanen ikan yang dihasilkan tidak tahan penyakit dan daging berlemak.
c.       Wisata Budaya

·      Sedekah Gunung

Upacara ini diselenggarakan di Desa Lencoh, Kecamatan Selo setiap malam 1 Suro. Acara ini merupakan prosesi persembahan kepala kerbau dan sesaji ke kawah gunung Merapi sebagai tAnda syukur masyarakat Selo dan sekitarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Upacara ini dimeriahkan dengan tarian dan atraksi oleh masyarakat setempat. Waktu pelaksanaan mulai jam 22:00 sampai 24:00 dan diakhiri dengan kirab potongan kepala kerbau serta gunungan nasi jagung sebagai sesaji yang diletakkan di Pasar Bubrah.Terdapat tiga acara utama selama prosesi upacara berlangsung, yaitu kirab sirah maeso atau kepala kerbau, kirab saji Gunung Merapi serta kirab ratusan obor. Kirab ratusan obor menjadi daya tarik lebih karena baru diadakan pada tahun 2010.
Tradisi ini bermula dari ritual tolak bala yang dilakukan Pakubuwono X dari Kasunanan Surakarta dengan menumbalkan seekor kerbau ke Gunung Merapi. Seiring waktu, kini warga hanya menumbalkan bagian kepalanya saja.

·      Kirab Budaya

Tradisi ini berada di desa Samiran kecamatan Selo kabupaten Boyolali. dilaksanakan setiap tanggal 2 sura. dimulai dari pelataran gua raja, yang menurut legenda dahulu kala gua itu dijadikan tempat peristirahatan pangeran Diponegoro. Kirab dimulai dengan pengambilan air suci barokah yang berada di kawasan gua raja dan diarak beserta iring-iringan tumpeng-tumpeng hasil bumi dari kawasan sekitar Selo. Ribuan warga desa Samiran ikut serta mengiring arak-arakan tumpen beserta air tersebut, dengan mengenakan pakaian adat, untuk menuju ke pesanggrahan Kebo Kanigoro.sesampainya di Kebokanigoro, air suci barokah dari Guaraja di satukan dengan air perwita sari air yang diambil dari kawasan pesangrahan Kebo Kanigoro.

 

·      Sadranan

Sadranan yaitu suatu tradisi masyarakat untuk membersihkan makam leluhur dan ziarah kubur dengan prosesi penyampaian doa dan kenduri yang dilaksanakan oleh warga setempat berujud aneka makanan dan nasi tumpeng.Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada pertengahan bulan Ruwah (penanggalan jawa) menjelang datangnya bulan Ramadhan.Selain mengirim doa kepada para leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal, Sadranan bertujuan juga untuk melestarikan budaya peninggalan nenek moyang yang sudah berlangsung turun-temurun.
Acara diawali dengan bersih-bersih makam pada pagi hari. Dengan bermodalkan cangkul dan sabit, masyarakat membersihkan rumput-rumput yang tumbuh di sekitar makam. Setelah selesai mereka pulang dan kembali ke pemakaman sambil membawa tenong yang berisi makanan dan buah-buahan.Sebelum kendurenan sadranan dimulai, warga membaca tahlil dan dzikir, berdoa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah selesai berdoa dilanjutkan dengan makan bersama. Sadranan tidak hanya diikuti oleh orang dewasa, anak-anak pun ikut berpartisipasi sehingga suasana menjadi meriah.

 

·      Ngalap Berkah Paringan Apem Kukus Keong Mas

Dilaksanakan di kawasan wisata Pengging di lingkungan Makam Astana luhur R. Ng. Yosodipuro pada hari Jum'at pertengahan bulan Sapar. R. Ng. Yosodipuro adalah seorang Pujangga Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Karena kearifannya seringkali rakyat Pengging memohon petunjuk termasuk pada saat petani meminta bantuannya untuk mengatasi serangan hama keong mas.
Atas petunjuk R. Ng Yosodipuro para petani mengambil keong mas tersebut kemudian dimasak dengan cara dikukus. Sebelumnya keong tersebut dibalut dengan janus yang dibentuk seperti keong mas. Setiap kali panen padi janur bekas balutan keong mas tersbut digunakan untuk membuat apem kukus. Apem kukus itu kemudian dibagi-bagikan pada petani sebagi wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diberikan dan juga berkurangnya hama keong. Tradisi bagi-bagi apem akhirnya terus berkembang hingga berjalan sampai sekarang.
Upacara ini merupakan tradisi berebut makanan dengan perwujudan menerima pembagian kue terbungkus janur yang telah didukung dengan mantera dan do'a oleh Kyai ulama yang berlokasi di makam Astono luhur R. Ng. Yosodipuro pada malam Jum'at pertengahan bulan Sapar dan dibagikan pada Jum'at siang setelah salat jum'at. Bagi masyarakat yang percaya jika berhasil mendapatkan apem maka diyakini akan mendatangkan berkat.

·      Kawasan pengging

a.      Pemandian Tirto Marto

Pemandian ini terletak di Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono dengan jarak tempuh dari kota Boyolali adalah 12 km. Pemandian ini dahulu digunakan oleh Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X beserta kerabatnya. Di dalam pemandian ini terdapat tiga buah umbul, yaitu Umbul Penganten, Umbul Ngabean, dan Umbul Duda.
Sekarang, di pemandian ini sering digunakan oleh peziarah untuk mengadakan ritual yang disebut Ritual Kungkum. Ritual Kungkum adalah ritual merendam diri peziarah di dalam air sebatas leher yang dimulai mulai pukul 24.00 - 03.00 wib pada malam Jum'at. Selain ritual tersebut ada juga Even Padusan yang dilaksanakan 2 (dua) hari menjelang bulan puasa.

b.      Masjid Cipto Mulyo

Masjid Cipto Mulyo adalah Masjid Peninggalan Sunan Pakubuwono X. Terletak di Kawasan Wisata Pengging Kecamatan Banyudono. Lokasi wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum dengan jarak kurang lebih 1,5KM dari Jalan Raya Solo-Semarang. Dari pusat kota Boyolali, lokasi wisata ini berjarak kurang lebih 15KM.

c.       Umbul Sungsang

Umbul Sungsang adalah tempat untuk ritual Kungkum (berendam dalam air sambil menunggu hasil Sanggaran di makam R. Ng. Yosodipuro)

d.      Pengging Fair

Pengging fair adalah salah satu acara dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI yang diselenggarakan di Desa Pengging, Kec. Banyudono dengan menampilkan pasar malam dan festival seni budaya. Acara ini dilaksanakan selama seminggu dan diadakan sekali dalam satu tahun.
Pasar Malam dimeriahkan oleh pedagang baik lokal maupun luar daerah yang menjajakan dagangannya selama Festival berlangsung. Festival budaya diadakan oleh masyarakat setempat seperti karnaval dan hiburan seni. Karnaval dilaksanakan disepanjang jalan Pasar Pengging diteruskan oleh drum band, reog, dan barongsai. Hiburan seni menampilkan campursari, band remaja, dan wayang kulit semalam suntuk.
Jika Anda berkunjung ke Boyolali pada bulan Agustus, sempatkanlah untuk menyaksikan Pengging fair.

e.       Makam R. Ng. Yosodipuro

R. Ng. Yosodipuro adalah seorang Pujangga Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dengan jarak tempuh dari kota 12 km, makam ini setiap malam Jumat Pahing diadakan Upacara Sanggaran. Masih disekitar Makam R. Ng. Yosodipuro,Upacara Ngalap Berkah Paringan Apem Keong Emas ini dilaksanakan, pada pertengahan Bulan Sapar.
Upacara ini merupakan tradisi berebut apem (makanan khas yang terbuat dari tepung beras) yang terbungkus janur (daun kelapa yang masih muda) dan telah didoakan oleh Kyai/ Ulama dan dibagikan pada Jumat siang setelah Sholat Jumat. Ada Masjid peninggalan Sunan Paku Buwana X.

f.       Legenda Bandung Bondowoso

Di jaman dahulu, terdapat Kerajaan Pengging yang bersamaan dengan Kerajaan Boko di Prambanan. Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Prabu Damar Moyo yang arif bijaksana, yang mempunyai putra bernama Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso ini yang terkait dalam Legenda Roro Jonggrang dan Candi Prambanan.

·      Pesanggrahan Pracimoharjo

Merupakan petilasan Sri Susuhunan Paku Buwono X sebagai obyek wisata minat khusus/ ziarah, Terletak di Desa Paras, Kecamatan Cepogo.

·      Makam Ki Ageng Pantaran

Di Pantaran Desa Candisari Kecamatan Ampel. Jarak tempuh dari kota 17 km. Makam ini cukup potensial sebagai tempat ziarah, karena terdapat Petilasan Ki Kebo Kanigoro, petilasan Syeh Maulana Malik Ibrahim Maghribi, Petilasan Ki Ageng Pantaran. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di kaki gunung Merbabu dan air terjun Si Pendok. Setiap tanggal 20 suro diadakan event upacara tradisional Buka Luwur. Fasilitas: Bangsal tempat tirakat, Bukit Perkemahan Indraprasta.

·      Makam Prabu Handayaningrat

Obyek wisata ini terletak di dukuh Malang, desa Dukuh, kecamatan Banyudono. Makam ini merupakan trah dari majapahit.

·      Makam Ki Ageng Kebo Kenanga

Obyek wisata ini terletak di dukuh Pengging, desa Jembungan, kecamatan Banyudono. Banyak oranga yang berkunjung dengan berbagai tujuan.

·      Gunung Tugel dan Makam Ki Ageng Singoprono

Obyek wisata ini terletak di Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, sekitar ± 15 km ke arah timur laut Kota Boyolali. Lokasi ini lebih dekat ditempuh dari kota kecamatan Simo yang berjarak hanya sekitar 3 km dari pusat kota. Tempat ini menjanjikan rekreasi perbukitan dan ratusan tangga menuju makam Ki Singoprono di puncak gunung tugel. Obyek Wisata Khasanah yang di kunjungi setiap malam Jumat dan malam Selasa Kliwon, Lokasi Makam Ki Ageng Singoprono yang menarik dengan letaknya yang sangat indah. Fasilitas: Bumi Perkemahan, Hutan Wisata, Tempat Menyepi dan Tempat Berdoa di puncak gunung tugel.

·      Candi Lawang

Namanya adalah Candi Lawang. Lawang itu bahasa Jawa yang artinya pintu. Lha kenapa disebut seperti itu? Karena candi ini sangat mencolok bentuk pintunya. candi ini adalah susunan batu candi,ada diantaranya yg masih di renovasi. Candi Lawang ini tidak berpenjaga.
Ini adalah candi Hindu abad ke-9 yang menghadap ke arah Barat. Ya bisa karena di bilik utama ada yoni tanpa lingga. Yoninya juga unik karena memiliki saluran berlubang sebagai tempat keluarnya air. Mirip dengan yang di Candi Merak. Di sekeliling candi tidak ditemukan arca maupun relief. Yang ada hanya batu berornamen. Sekitar candi tersebar bebatuan yang belum disusun. Candi ini tepat berada di belakang rumah. Sepertinya keberadaan candi ini sudah diketahui sejak dulu. Satu lagi, candi ini cukup fotogenik.
Butuh perjuangan untuk bisa mencapai candi ini. Letak administratif candi ini ada di Dusun Gedangan, Kec. Cepogo, Kab. Boyolali, Jawa Tengah. Dari Jogja menuju kota Boyolali bisa ditempuh selama 1,5 jam menggunakan sepeda motor. Rute yang paling singkat adalah Jogja-Klaten-Boyolali tanpa perlu melewati Kartasura. Untuk menuju Kec. Cepogo, arahkan kendaraan ke jalur menuju Ketep Pass. Sedangkan untuk menuju Candi Lawang, alangkah baiknya kalau bertanya kepada warga. Walau ada beberapa papan petunjuk arah ke candi, tetap saja kami menghabiskan waktu 30 menit untuk tersasar di Dusun Gedangan. Sekali lagi, tanyalah warga! Jangan segan karena warga disini ramah kepada pendatang.

 

d.      Wisata Kuliner
·      Susu Segar
Minuman satu ini jangan sampai terlupakan ketika berada di Boyolali. Terdapat banyak warung dan "wedangan hik" yang menyediakan susu segar, dan tidak hanya itu, susu jadi menu wajib di tempat-tempat favorit jajan dan restoran di Boyolali, misalkan di Roti Bakar Amazon, RM. Elang Sari, dll. Selain susu segar, walau tidak di setiap tempat, suguhan produk turunannya pun mulai bisa diperoleh di Boyolali, misalkan yoghurt dan keju Boyolali.
·      Marning
Marning merupakan makahan tradisional yang terbuat dari jagung yang digoreng. Rasa yang ditawarkan adalah manis, pedas, presto, gepuk, dan lain-lain. Permintaan yang paling banyak terjadi menjelang lebaran sebagai suguhan di rumah maupun oleh-oleh mudik. Pusat pembuatan Marning terdapat di Desa Kiringan, Winong, Kebonbimo & Banaran (kecamatan Boyolali) dan Desa Metuk, Kragilan (Kecamatan Mojosongo).
·      Jadah Selo
Jadah adalah makanan tradisional yang mudah ditemukan di mana saja. Makanan ini terbuat dari ketan dan kelapa. Jadah Selo merupakan makanan khas daerah di Boyolali, tepatnya di kawasan Selo. Namun makanan ini baru terkenal sejak adanya jalur wisata Solo-Selo-Borobudur.Pembelinya tidak hanya kalangan petani saja, namun juga wisatawan yang melewati kawasan ini.
Jadah ini bisa dinikmati dengan cara dibakar maupun tidak. Dengan udara pegunungan yang sejuk, jadah lebih pas dipadukan dengan tempe atau tahu bacem.
·      Pasar Simo
Pasar Simo mempunyai ragam dagangan khususnya makanan yang khas. Dari gudangan (urap) daun adas yang hanya tumbuh di Selo Boyolali, kupat tahu dengan bakmi glepung singkong - lomboknya digerus pake sendok, gule kambing dengan acar bawang merah utuhan, bergedel singkong (ketemu rasa sama di RM ayam goreng Ciganea Jabar), mentho kacang, gemblong, gendar dengan kelapa parut, puli pecel, tempe mbok Darubi, nasi tempe mendoan dengan bungkus daun jati, tahu rebus atau bacem, wedang serbat/jahe disimpan dengan 'jun', hingga yang baru belakangan hadir seperti bebek dan ayam goreng, pecel lele, gudeg, angkringan malam dan aneka jajanan yang tak kalah level mutunya dengan eks Pengging atau Solo. Semua nikmat, all you can eat. Apalagi Simo didukung ketersediaan air minum yang berkwalitas sehingga masakan dan minuman jadi enak.
Sayang, masakan masakan yang menjadi trade mark tahun 60an seperti saoto-nya Pak Wiro atau mBok Mangun Cebleng, panganan Nyah Yute (ibu tua yang warungnya menyajikan wajik, jenang jadi, krasikan, kue lapis, klepon, ketan bubuk dele, .. diracik rapi dalam takaran daun pisang - mungkin kalau sekarang masih ada bisa mengalahkan Ny Week Muntilan), krupuk Pak Marto Krupuk (yang mengolah sendiri dari singkong mentah menjadi tepung kanji sampai produk akhir krupuk / bakmi), gule-nya P Kaji Wetan Pasar (mbahnya Ngadenan dan Rahardjo), semuanya sudah tak berlanjut, karena putera puterinya tidak ada yang meneruskan.
Simo dulu grosir-nya tape. Tape pohung Simo kondang manisnya, berpikul-pikul setiap hari dipasok ke pasar pasar di Solo. Saat itu terminal bis Simo-Solo (hanya ada dua bis, Eva dan Sridaya) masih berada di depan pasar. Dari sini pedagang pedagang tape menunggu bis dan menggunakan untuk angkutan ke Solo. Tape Simo saking manis dan 'njuruh'nya, air tape bercucuran dari atas (atap bis untuk bagasi), mengenai penumpang yang duduk dipinggir jendela, body bis pun lengket-lengket. Kunci kelezatan tape Simo ini, selain karena pohung-nya yang baik, juga ada pada ragi tape yang diproduksi oleh Na Kok Liong dari jalan Nonongan Solo - kala itu. Sekarang pemandangan ini sudah tidak dijumpai lagi. Tapi tape pohung, baik yang glondongan model peuyeum Bandung atau tape gaplek (potongan kecil kecil dibungkus daun pisang), dan tape ketan item masih bisa dinikmati di pasar ini.
Apa yang ada sekarang masih sangat memuaskan untuk dicoba sebagai alternatif wisata kuliner, selain wisata ke Gunung Tugel, Rogo Runting dan seterusnya. Mak nyuus ... rasa bumbu lawas tenan, berserat bikin badan sehat. Sayang sekarang tinggal kenangan...
Simo terkeal juga dengan sebutan kota pelajar. Di mana banyak terdapat jenjang sekolah di kecamatan ini.
·      Soto
Boyolali terkenal juga sebagai Kota Soto, dengan banyak warung soto yang terkenal, seperti Soto Seger Mbok Giyem, Soto Sedap, Soto Rumput, Soto Ndelik, Soto Nggopir, Soto Ledhok, Soto Ompronx , Soto Mbok Sri depan SMK Dwija Dharma ,Rumah Makan Elang Sari.
·      Sambel Tumpang/Sambel Lethok
Nasi sambal Tumpang merupakan masakan yang terdiri dari nasi sambal tumpang dan ditambah dengan sayur-mayur sebagai pelengkap. Jika dilihat dan dipandang sepintas, Nasi Sambal Tumpang hampir sama dengan Sambal Pecel. Bahkan ada perpaduan antara sambal Tumpang dengan Sambal Pecel. Rasanya juga terasa enak. Bedanya sambal tumpang itu sambalnya terbuat dari tempe bosok (busuk) yang ditumbuk halus. Tempe bosok memang sengaja dibuat busuk dan dijual. Rasa yang ditimbulkan dari tempe bosok ini yaitu rasa sangit. Namun rasa dari tempe bosok terasa berbeda ketika sudah diolah menjadi dan beberapa bumbu lain seperti kencur, daun jeruk, dll. Selain itu, di dalam Sambal Tumpang ini juga terdapat tahu yang diolah bersama Sambal Tumpang ini. Nasi Sambal Tumpang ini biasanya cocok untuk dihidangkan pada pagi hari sebagai menu makan pagi. Apalagi dengan nasi yang masih hangat. Nasi Sambal Tumpang ini cocok dinikmati dengan lauk Telur, Tempe, Bakwan, Rambak, Krupuk, dan Ayam.
Sambal tumpang sangat mudah ditemui di mana-mana, hampir semua warung makan menyediakan, tapi yang khusus sambel lethok antara lain Mbok Nah di Ampel, Suprih di sebrang KUD Kota Boyolali, timur terminal bis Boyolali, Rumah Makan Elang Sari, dan lain-lain.
Sebagaimana tren "kuliner malam", banyak warung makan tenda khusus untuk sambel tumpang ini, bahkan memberi nama "Warung Bubur Tumpang".
·      Tahu Susu
Seekor sapi betina yang baru saja melahirkan biasanya air susunya tak bisa dijual karena baunya agak amis. Namun, sebenarnya air susu sapi betina usai melahirkan justru menghasilkan untung besar. Sebagian besar warga Banjarjo Kelurahan Mriyan Kecamatan Musuk mengolah air susu sapi itu menjadi tahu susu.  Meski agak manis, tahu dari susu sapi banyak diminati. Tahu jenis ini dipercaya memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dan menjadi obat untuk gangguan hipertensi. Jika susu murni dijual Rp 3.500 per satu liter, susu yang sudah menjadi tahu dijual seharga Rp 5.000. Namun karena susu ini langka (hanya ada jika sapi betina melahirkan) maka tahu susu ini hanya disantap sendiri oleh yang empunya. Namun juga ada yang menjualnya meski sedikit. Tahu susu ini berbeda dengan tahu susu asal lembang. Kalo tahu susu Lembang (dadih) itu prosesnya ada penambahan senyawa seperti enzim papain atau yang lain(saya kurang mengerti), namun kalau tahu susu Boyolali, setelah diperah dari sapi betina yang habis melahirkan langsung dimasukkan wadah (biasanya plastik) kemudia direbus tanpa menggunakan senyawa apapun sebagai tambahannya.(wikipedia, 2012)

= joko =